Kronologi Awal Konflik Israel-Palestina

by -139 Views

Hari ini, pertempuran antara Hamas dan Israel memasuki minggu kedua sejak dimulai pada tanggal 7 Oktober lalu. Ini menjadi babak baru dari konflik yang telah berkecamuk antara Israel dan Palestina. Perang ini pecah setelah kelompok Hamas yang menguasai Gaza menyerang konser yang diadakan oleh Israel di perbatasan Gaza-Israel pada Sabtu, tanggal 7 Oktober 2023. Israel pun membalas dengan mendeklarasikan perang dan menyerang Gaza dari berbagai sisi. Konflik antara Israel dan Palestina sebetulnya sudah terjadi sejak lama, bahkan sudah dimulai ratusan tahun yang lalu. Berikut ini adalah rangkuman sejarah dan kronologi awal konflik tersebut.

Konflik ini terjadi lebih dari 100 tahun yang lalu. Pada tanggal 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour, menulis surat kepada Lionel Walter Rothschild, seorang tokoh komunitas Yahudi Inggris. Surat tersebut memuat janji kepada gerakan Zionis untuk mendirikan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Surat tersebut dikenal dengan Deklarasi Balfour. Dengan demikian, kekuatan Eropa berjanji untuk memberikan sebuah negara kepada gerakan Zionis di wilayah yang mayoritas penduduknya adalah orang Arab Palestina. Mandat Inggris atas Palestina berlangsung dari tahun 1923 hingga 1948. Selama periode tersebut, Inggris memfasilitasi imigrasi massal orang Yahudi ke wilayah tersebut. Migrasi ini, yang terjadi setelah gerakan Nazi di Eropa, mendapat perlawanan dari warga Palestina yang khawatir dengan perubahan demografi dan penyitaan tanah mereka oleh Inggris untuk diserahkan kepada pemukim Yahudi.

Ketegangan semakin meningkat dan akhirnya menyebabkan Pemberontakan Arab yang berlangsung dari tahun 1936 hingga 1939. Pada bulan April 1936, Komite Nasional Arab yang baru dibentuk meminta warga Palestina untuk melancarkan aksi mogok. Pembayaran pajak ditahan dan produk-produk Yahudi boykot sebagai bentuk protes terhadap kolonialisme Inggris dan meningkatnya imigrasi Yahudi. Pembangkangan ini ditindas dengan kejam oleh Inggris, dengan melakukan penahanan massal dan penghancuran rumah. Praktik ini kemudian menjadi metode yang terus digunakan oleh Israel terhadap warga Palestina sampai sekarang. Pemberontakan kedua dimulai pada akhir tahun 1937, dipimpin oleh gerakan perlawanan petani Palestina yang menargetkan pasukan Inggris dan kolonial. Pada paruh kedua tahun 1939, Inggris telah mengerahkan 30.000 tentara di Palestina, desa-desa dihancurkan, dan terjadi penahanan dan pembunuhan massal, serta kolaborasi dengan komunitas pemukim Yahudi untuk membentuk pasukan bersenjata kontra pemberontakan yang terdiri dari pejuang Yahudi yang dipimpin oleh Inggris.

Resolusi PBB pada tahun 1947 mengadopsi pembagian Palestina menjadi negara Arab dan Yahudi. Namun, Palestina menolak rencana tersebut karena memberikan sebagian besar wilayah Palestina kepada negara Yahudi. Pada saat itu, warga Palestina masih memegang 94% wilayah bersejarah Palestina dan 67% populasi. Sebelum berakhirnya mandat Inggris pada tanggal 14 Mei 1948, Israel sudah memulai operasi militer dengan menghancurkan kota-kota dan desa-desa Palestina guna memperluas perbatasan Israel yang baru akan terbentuk. Pada bulan April 1948, lebih dari 100 orang Palestina dibunuh di desa Deir Yassin. Dalam kurun waktu tahun 1947 hingga 1949, lebih dari