Tegangan antara Hamas dan Israel Berlanjut, China Mengirim 6 Kapal Perang

by -131 Views

China menempatkan enam kapal perangnya di Timur Tengah. Setidaknya kapal-kapal tersebut sudah berada selama seminggu lebih di kawasan tersebut. Mengutip South China Morning Post (SCMP) dan Sputnik, mereka adalah angkatan laut ke-44 militer China (PLA), yang sebelumnya telah melakukan latihan bersama dengan Oman. Terdiri dari kapal perusak berpeluru kendali Tipe 052D, fregat Jingzhou dan kapal pasokan terintegrasi Qiandaohu.

Hal ini dilakukan persis saat Amerika Serikat (AS) mengirim USS Gerald R Ford, kapal induk paling canggihnya, bersama dengan kelompok tempurnya ke kawasan Asia Barat. Di sisi lain, militer Israel telah memperingatkan bahwa Hizbullah yang didukung Iran, berisiko menyeret negara tetangganya Lebanon ke dalam perang, dan mengatakan rudal anti-tank ditembakkan dari Lebanon pada hari Minggu.

Mengutip Wion, saat ini status kapal perang tersebut saat ini tidak diketahui. Namun laporan ini bertepatan dengan seruan pemimpin China Xi Jinping untuk gencatan senjata dan koridor kemanusiaan di Gaza.

Komentar Xi sempat disampaikan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Mesir Mostafa Madbouly di sela-sela Forum Belt and Road (BRI) di Beijing, pekan lalu. Media pemerintah mengutip Xi yang mengatakan kepada Madbouly bahwa China mendukung upaya Mesir untuk membiarkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Sementara itu, stidaknya 400 orang dilaporkan tewas di seluruh Palestina, setelah serangan udara Israel tanpa henti dalam 24 jam terakhir. Ini digambarkan sebagai “pemboman terberat” sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.

“Tidak jelas apakah pasien dan orang lain yang berlindung di rumah sakit juga termasuk di antara mereka yang terluka. Sebelumnya, rumah sakit mengumumkan bahwa dokter mungkin terpaksa menghentikan operasi jika tidak mendapatkan bahan bakar untuk menjalankan fasilitas tersebut.

Sementara itu, mengutip CNN International, pejabat senior Israel mengatakan tidak ada gencatan senjata di Gaza. Padahal Amerika Serikat (AS) dan Qatar, dilaporkan telah meminta hal itu dilakukan Tel Aviv guna membebaskan 200 tawanan yang disandera Hamas sejak 7 Oktober.