Korban Tewas Capai 8.000: Perkembangan Terbaru Perang Hamas Vs Israel

by -88 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Israel dan kelompok Hamas dari Palestina telah memasuki hari ke-19. Konflik dan serangan saling melebar dari Jalur Gaza ke wilayah Tepi Barat. Selain itu, kelompok lain seperti Hizbullah dari negara lain juga terlibat dalam pertempuran di perbatasan negara.

Berikut adalah update terbaru terkait perang tersebut, seperti yang dikutip oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Rabu (25/10/2023).

Jumlah korban:

– Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sebanyak 6.546 orang, termasuk 2.704 anak-anak, tewas di Gaza. Sementara itu, wilayah Tepi Barat melaporkan 103 korban tewas, termasuk 30 anak-anak dan 1 perempuan.
– Militer Israel melaporkan sebanyak 1.405 orang tewas, termasuk 308 anggota militer dan 58 anggota kepolisian, selama perang yang berlangsung antara 7 hingga 25 Oktober.
– Sebanyak 25 jurnalis dilaporkan tewas dalam meliput perang Israel. Jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh sejak 7 Oktober mencapai 21 orang. Ada juga tiga jurnalis Israel dan satu jurnalis Lebanon yang tewas dalam konflik tersebut.
– Korban luka-luka yang dilaporkan oleh Israel mencapai 5.431 orang, sementara korban luka di Gaza ada 16.297 orang (termasuk 2.000 anak-anak dan 1.400 perempuan) dan 1.828 orang di Tepi Barat.
– Ada 218 orang yang hilang atau menjadi sandera di Israel. Di Gaza, lebih dari 1.500 orang dilaporkan hilang, termasuk 830 anak-anak. Sementara itu, di Tepi Barat terdapat 1.215 orang yang ditahan.

Israel menuntut Sekretaris Jenderal PBB António Guterres untuk mundur setelah memberikan pidato dan pernyataan terkait perang Israel di Gaza. Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyatakan bahwa Guterres harus mengundurkan diri, dan menyebut pidato tersebut “mengejutkan” karena memandang pembantaian yang dilakukan oleh teroris Nazi Hamas dengan cara yang menyimpang dan tidak bermoral.

Selain itu, Israel juga menolak mengeluarkan visa untuk kepala urusan kemanusiaan PBB Martin Griffiths sebagai akibat dari komentar Guterres di Dewan Keamanan PBB.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, membatalkan rencana perjalanan ke Israel karena Israel memanfaatkan niat baik Turki. Erdogan menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki masalah dengan negara Israel, tapi dengan kebijakan Israel. Erdogan juga menyerukan gencatan senjata antara pasukan Israel dan Palestina, dan mengatakan Turki akan terus menggunakan semua cara politik, diplomatik, dan militer untuk menghentikan perang. Erdogan juga mencatat bahwa Hamas bukanlah kelompok teroris, melainkan kelompok pembebasan yang melindungi tanah mereka.

Perekonomian Gaza hancur. Menurut laporan Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (Unctad), dua pertiga penduduk Gaza hidup dalam kemiskinan, dan tingkat pengangguran mencapai 45%. Unctad menyebut bahwa blokade yang berlangsung selama “puluhan tahun” telah memberikan dampak besar terhadap perekonomian Gaza, sehingga aliran bantuan berkurang.

Lebih dari 30% rumah sakit di Gaza ditutup karena kerusakan akibat serangan atau kekurangan bahan bakar. Situasi fasilitas kesehatan di Palestina mencapai titik kritis akibat pengeboman Israel.

Pemimpin Hizbullah Lebanon bertemu dengan pemimpin Hamas dan Jihad Islam untuk membahas langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai kemenangan dalam perlawanan mereka.

Israel dilaporkan menyerang Suriah dan menewaskan delapan tentara Suriah selatan. Tentara Israel mengatakan serangan tersebut sebagai tindakan balasan terhadap serangan roket pada Selasa.

Sumber: CNBC Indonesia