Pertempuran antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas, dapat mempengaruhi pemilihan umum Amerika Serikat tahun depan. Ini terkait dengan sikap publik terhadap Presiden AS petahana, Joe Biden, dalam menangani konflik tersebut.
Biden membuat pernyataan mengejutkan akhir pekan lalu. Ia mendukung langkah Israel ke Gaza dan menyebut dirinya sebagai seorang zionis di depan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Namun, sikap ini berbeda dengan keinginan warga keturunan Arab dan Muslim di AS. Banyak warga Arab-Amerika yang kecewa karena Biden tidak mendorong gencatan senjata kemanusiaan apa pun, bahkan ketika warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Rasa frustasi yang semakin meningkat ini dapat berdampak pada upaya terpilihnya kembali Biden dari Partai Demokrat. Kemungkinan besar, ia akan bertanding kembali dengan kandidat terdepan dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump.
Di Michigan, warga AS keturunan Arab memiliki 5% suara. Di negara bagian lain yang menjadi medan pertempuran, Pennsylvania dan Ohio, angkanya antara 1,7% hingga 2%. Jim Zogby, Presiden Arab American Institute, mengungkapkan hal ini pada Jumat (26/10/2023).
Pada tahun 2020, Biden memenangkan Michigan dengan 50,6% suara, sementara Trump memperoleh 47,8%. Ia juga memenangkan Pennsylvania dengan 50,01%, sedangkan Trump memperoleh 48,84% atau selisih 81.000 suara.
Beberapa aktivis mengatakan bahwa warga Amerika keturunan Arab dan Muslim tidak akan mendukung Trump. Namun, mereka mungkin juga tidak ikut serta dalam pemilihan dan tidak memilih Biden.
Laila El-Haddad, seorang penulis dan aktivis sosial dari Gaza yang tinggal di Maryland, menyatakan bahwa ini akan merugikan Michigan. Meski mengutuk serangan Hamas terhadap warga sipil di Israel yang menewaskan 1.400 orang pada 7 Oktober, warga AS keturunan Arab menganggap respons Israel terhadap serangan tersebut tidak proporsional.
Mereka juga melihat kegagalan Biden untuk mengutuk serangan udara tersebut sebagai pertanyaan tentang komitmen Biden terhadap kebijakan luar negeri yang berfokus pada hak asasi manusia.
Abdullah Hammoud, wali kota Arab-Amerika pertama di Dearborn, Michigan, mengutuk kegagalan Biden dalam mengutuk ancaman Israel untuk memutus aliran air, listrik, dan makanan bagi lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza.
“Tidak ada yang dapat mempersiapkan kami untuk melupakan suara kami dan membungkam suara orang-orang yang kami pilih untuk melindungi dan mewakili kami,” tulisnya di Twitter.
“Anggota keluarga kami yang terjebak di Gaza telah diabaikan, dan seruan kami untuk gencatan senjata ditenggelamkan oleh suara perang,” tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya: 11 Update Perang Israel-Gaza, Data Baru Korban-Senjata Korut