Data Terbaru Menunjukkan Situasi Ekonomi Indonesia Semakin Memburuk

by -88 Views

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melihat situasi dunia saat ini semakin gawat. Seluruh negara, termasuk Indonesia, harus menyiapkan antisipasi agar tekanan yang dirasakan nanti tidak begitu berat.

“Kita harus bersyukur pertumbuhan kita masih di atas 5%,” ungkap Jokowi beberapa waktu lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui tekanan ekonomi global yang terjadi saat ini, seperti dampak dari kondisi peperangan yang terjadi di berbagai wilayah, seperti perang Rusia dan Ukraina serta Israel dan Palestina, gejolak tingginya harga komoditas energi dan pangan yang termasuk akibat fenomena El Nino, serta tren suku bunga yang tinggi berpotensi menekan ekonomi Indonesia mulai kuartal IV-2023.

Dia mengatakan, akibat kondisi tekanan global itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melemah ke level 4,86% pada kuartal IV-2023, dari asumsi awal sebesar 5,06%. Lalu, untuk keseluruhan tahun, akan melemah ke level 5,04% dari asumsi awal 5,09%, dan pada 2024 pelemahan ekonomi hanya akan tumbuh 5,08% dari asumsi di APBN 2024 sebesar 5,2%.

Realisasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) per September 2023 masih melanjutkan tren positif. APBN surplus sebesar Rp67,7 triliun atau 0,32% terhadap produk domestik bruto (PDB). Sementara itu, keseimbangan primer masih surplus Rp389,7 triliun. Surplus APBN didukung oleh penerimaan negara sebesar Rp2.035,6 triliun atau tumbuh 3,1% year on year, sedangkan belanja negara tumbuh 2,8% year on year menjadi Rp1.967,9 triliun.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 mencapai 5,17%. Tren positif ini diharapkan berlanjut pada kuartal III dan IV dengan perekonomian, meskipun masih di bawah target APBN sebesar 5%. Inflasi per September 2023 secara tahunan mencapai 2,28%, di bawah asumsi APBN sebesar 3,6%.

Nilai tukar rupiah saat ini tengah mengalami tekanan yang besar, hingga hampir mencapai level Rp16.000 per dolar AS. Namun, jika dilihat dari awal tahun, rupiah hanya terdepresiasi 1,35%. Secara rata-rata, rupiah tahun ini sebesar Rp15.171 per dolar AS, sedikit di atas asumsi Rp14.800 per dolar AS.

Suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun dalam asumsi APBN ditetapkan 7,9%. Namun, realisasinya per 24 Oktober sebesar 7,10% (eop) dan 6,59% (eop). Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price) tercatat US$90,1 per barel (eop) dan US$77,69 per barel. Produksi minyak sampai dengan September 2023 adalah 608,6 ribu barel per hari (rbph) dan gas sebesar 954,5 juta standar kaki kubik per hari (rbsmph).

Dalam situasi ini, Jokowi dan Sri Mulyani mengakui bahwa ada tekanan ekonomi global yang mempengaruhi Indonesia. Meski demikian, pemerintah akan terus berupaya mengantisipasi dan mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menghadapi kondisi tersebut.