Pasukan Israel memperluas serangan darat di wilayah utara Gaza pada Jumat (27/10) malam. Serangan yang dilakukan merupakan serangan terbesar yang pernah dilakukan oleh Israel sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Kelompok Hamas yang menguasai jalur Gaza berjanji akan menggunakan semua kekuatannya untuk merespons serangan Israel.
Pasukan Israel yang didukung oleh tank meluncurkan serangan semalam di Gaza pada Rabu dan Kamis malam. Namun, serangan pada Jumat kemarin adalah yang terbesar dan mengakibatkan kerusakan paling parah.
Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa bom yang diluncurkan oleh Israel menghancurkan ratusan bangunan dan rumah warga.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa serangan dilakukan dari udara dan darat. Mereka menyerang operasi teroris dari semua sisi. Instruksi kepada pasukan sudah jelas, operasi akan terus berlanjut sampai ada perintah baru.
Serangan darat terus berlanjut bersamaan dengan serangan udara dari pasukan Israel. Komunikasi lumpuh di Gaza dan membuat 2,3 juta penduduk terisolasi dari dunia luar.
Organisasi non-profit, PBB, dan jurnalis di lapangan sulit diakses. Jurnalis Al Jazeera, Hani Mahmoud, melaporkan dari wilayah selatan Gaza bahwa warga Palestina mengalami malam paling sulit dan berdarah sejak perang dimulai. Sulit untuk mengetahui jumlah korban yang pasti saat ini, tetapi setidaknya ada ratusan orang yang tewas dalam serangan tersebut.
Layanan darurat tidak dapat memberikan pertolongan tepat waktu. Warga yang berada di wilayah selatan Gaza kesulitan menghubungi kerabat mereka di wilayah utara Gaza.
Otoritas kesehatan setempat melaporkan bahwa lebih dari 7.703 warga Palestina tewas sejak 7 Oktober 2023, ketika Israel memulai serangan sebagai balasan atas serangan mendadak dari Hamas.
Israel mengklaim telah membunuh pria yang bertanggung jawab atas serangan udara dari Hamas pada 7 Oktober lalu. Namun, kebenaran klaim tersebut belum diverifikasi.