Peringatan bagi Indonesia: Gorila El Nino, Apa Saja Tandanya?

by -125 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan bahwa kemarau panjang dan suhu tinggi akibat fenomena El Nino masih akan berlanjut dalam waktu dekat ini. Riset terbaru oleh Tim Variabilitas, Perubahan Iklim, dan Awal Musim (TIVIPIAM) BRIN menunjukkan adanya tanda-tanda akan terjadinya Gorila El Nino atau kemarau yang semakin parah di Indonesia.

“Dari sisi indeks terus naik, dan pada saat yang sama ada transfer energi dari wilayah timur Samudra Pasifik yang dekat dengan Peru ke arah barat. Ketika indeks sudah mencapai 2, pada saat itu kekeringan akan semakin terasa,” kata Ketua Tim TIVIPIAM BRIN, Erma Yulihastin, seperti dikutip pada Minggu (29/10/2023).

Erma menjelaskan bahwa pengukuran indeks dan kekuatan El Nino dilakukan dengan membagi area di sekitar Samudra Pasifik menjadi 4 bagian. Area 1 dan 2 adalah wilayah timur Pasifik yang mengarah ke negara Peru, sementara area 3 dan 4 merupakan wilayah barat Samudra Pasifik.

Area 3 dan 4 lebih dekat dengan Papua dan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kondisi iklim di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa apabila fenomena El Nino bergerak ke area 3 dan 4, pada saat itu kemarau akan bertahan lebih lama dengan intensitas yang lebih kuat. Jika itu terjadi di Indonesia, dipastikan bahwa kondisi seperti El Nino pada tahun 2015 akan terjadi.

“El Nino pada tahun 2015 itu, ketika seharusnya sudah berada pada fase penurunan, ternyata masih bertahan. Sehingga siklus hidupnya pada saat itu bukan lagi 9 bulan, melainkan lebih dari 1 tahun, bahkan hampir 2 tahun,” katanya.

Erma mengatakan bahwa ahli El Nino dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Michael McPhaden, menyebut El Nino pada tahun 2015 sebagai Gorila El Nino. Nama ini diberikan karena periode waktu dan intensitas El Nino yang tinggi.

“Pada saat itu, tidak ada satu pun model yang berhasil memprediksi bahwa El Nino akan sekuat itu dan bertahan selama itu,” katanya.

Erma mengatakan bahwa tanda-tanda akan terjadinya Gorila El Nino saat ini sedang diwaspadai. Dia mengatakan bahwa kekuatan El Nino saat ini sedang menuju area 3 Samudra Pasifik yang semakin dekat dengan wilayah Indonesia. Menurut dia, jika El Nino semakin mendekati area 3, maka kemarau yang lebih panjang pasti akan terjadi di Indonesia. “Jika mencapai 3,5, itu bukan lagi El Nino super, melainkan Gorila El Nino,” ujarnya.

Meskipun begitu, Erma mengatakan bahwa belum ada yang dapat memastikan apakah Gorila El Nino akan terjadi di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa peneliti masih terus memantau perkembangan cuaca di Samudra Pasifik. “Apakah kita akan mengalami potensi Gorila El Nino? Kita tidak tahu, semua ahli saat ini masih menunggu dan melihat dengan harap-harap cemas,” katanya.

Menurut dia, banyak ahli yang menduga bahwa fenomena Gorila El Nino disebabkan oleh kenaikan suhu bumi lebih dari 1,5 derajat Celsius akibat perubahan iklim. Dia mengatakan bahwa banyak lembaga klimatologi dunia sedang berusaha membuat pemodelan cuaca yang lebih akurat dengan memperhitungkan perbedaan suhu 1,5 derajat tersebut.

(WUR)