Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak untuk melakukan gencatan senjata dan menyatakan bahwa saat ini adalah waktu untuk berperang. Netanyahu mengatakan bahwa melakukan gencatan senjata di Gaza merupakan tanda “menyerah” kepada kelompok teroris Hamas Palestina. Dia juga menyamakan Hamas dengan kelompok teroris lainnya.
Netanyahu menjelaskan bahwa Israel tidak setuju dengan gencatan senjata yang ditawarkan oleh Hamas setelah serangan mengerikan pada tanggal 7 Oktober. Pada Senin malam, Netanyahu menolak seruan 120 negara anggota PBB yang menyuarakan gencatan senjata demi kemanusiaan yang segera, tahan lama, dan berkelanjutan antara Israel dan Hamas.
Setelah menolak gencatan senjata, Israel melancarkan serangan terhadap Hamas di Gaza sepanjang malam. Sebanyak 300 target yang terkait dengan Hamas menjadi sasaran serangan pada Selasa. Pasukan Israel membunuh teroris dan mengkoordinasikan serangan udara terhadap sasaran teroris. Beberapa pertempuran terjadi di mana pasukan Israel terkena tembakan rudal anti-tank dan senapan mesin.
Netanyahu juga menyatakan bahwa Israel tidak akan menghentikan serangan tanpa batas waktu hingga Hamas dihancurkan. Israel telah melancarkan operasi darat keempat di wilayah utara Palestina, termasuk serangan terhadap terowongan bawah tanah yang dimiliki oleh Hamas.
Jet tempur dan helikopter Israel terdengar terbang di sekitar Gaza pada Selasa pagi. IDF melakukan serangan udara, tembakan artileri, dan mortir terhadap wilayah tersebut. Sebuah video yang dirilis oleh IDF juga menunjukkan pasukan Israel bergerak ke Gaza dengan menggunakan tank dan berjalan kaki melalui daerah perkotaan yang rusak parah akibat perang.
Hingga saat ini, lebih dari 8.000 warga sipil Gaza dilaporkan tewas akibat serangan Israel yang terus berlanjut di wilayah tersebut. Angka ini diperkirakan masih akan bertambah seiring dengan terus intensnya serangan Israel di Gaza.