Raja Salman Marah, Hamas Berbalas Dendam

by -68 Views

Perang di Gaza semakin mengerikan. Israel melancarkan serangan sebagai pembalasan atas penyerangan Hamas ke wilayahnya pada 7 Oktober lalu. Jumlah korban terus bertambah, terutama di kalangan warga sipil di Gaza. Berikut adalah beberapa dinamika perang Israel-Hamas:

1. Perang melebar: Perang antara Israel dan Hamas terus meluas. Kelompok Houthi di Yaman juga dilaporkan ikut menyerang Israel. Mereka menembakkan drone dan rudal sebagai dukungan kepada Palestina. Houthi telah meluncurkan sejumlah besar rudal dan drone ke arah Israel. Ini adalah serangan ketiga yang dilakukan oleh Houthi sejak awal konflik. Partisipasi Houthi ini mengkhawatirkan dan berpotensi memperburuk situasi di wilayah tersebut.

2. Bolivia memutus hubungan dengan Israel: Bolivia secara resmi memutus hubungan diplomatik dengan Israel sebagai protes terhadap operasi militer Israel di Gaza. Bolivia menuntut gencatan senjata segera dan mengirimkan bantuan ke Gaza. Ini merupakan negara Amerika Latin pertama yang memutus hubungan dengan Israel karena konflik ini.

3. Kamp pengungsi dibombardir: Situasi di Gaza semakin memburuk. Israel terus melakukan pengeboman tanpa henti, termasuk ke kamp pengungsi. Kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara menjadi target serangan. Israel mengklaim target serangan tersebut adalah seorang komandan Hamas yang sangat senior di daerah tersebut. Serangan ini semakin memperparah kondisi warga sipil yang sudah menderita akibat kekurangan makanan, obat-obatan, air minum, dan bahan bakar.

4. Perbatasan Rafah dibuka: Perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dan Mesir dibuka untuk pertama kalinya sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023. Sejumlah orang dan mobil bergerak dari Gaza melalui gerbang tersebut. Beberapa warga Palestina yang terluka diperkirakan akan dibawa ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis. Beberapa orang asing juga diizinkan meninggalkan Gaza. Konvoi bantuan yang sangat dibutuhkan telah melintas antara Mesir dan Gaza, namun tidak ada orang yang diizinkan untuk menyeberang.

5. Arab Saudi mengutuk Israel: Arab Saudi mengutuk keras serangan terbaru Israel ke kamp pengungsian terbesar di Gaza. Pemerintah Arab Saudi menyebut tindakan tersebut tidak manusiawi dan menyebabkan banyak warga sipil tak berdosa tewas. Arab Saudi juga menyebut komunitas internasional gagal memberikan tekanan pada Israel untuk segera menyetujui gencatan senjata sesuai resolusi PBB.

6. Pejabat PBB mundur: Direktur Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Craig Mokhiber, memutuskan untuk berhenti dari jabatannya sebagai protes terhadap kegagalan PBB dalam mencegah apa yang ia sebut sebagai genosida terhadap warga sipil Palestina di Gaza. Mokhiber menyebut bahwa PBB telah gagal mencegah genosida di masa lalu dan menyalahkan negara-negara seperti AS, Inggris, dan sebagian besar negara Eropa yang mempersenjatai serangan Israel.

7. Evakuasi WNI: Kemlu RI berencana untuk melakukan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Gaza. Sebanyak 10 WNI berada di wilayah itu, termasuk 3 orang relawan MER-C dan 7 warga sipil. Dari jumlah tersebut, hanya 7 WNI yang akan dievakuasi, sementara 3 relawan MER-C memilih untuk tetap di Gaza untuk menjalankan tugas kemanusiaan.

8. Hamas balas dendam: Israel terus melakukan serangan udara dan roket ke Gaza. Beberapa ledakan besar terjadi, menunjukkan bahwa roket berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel. Ashkelon, yang berdekatan dengan perbatasan Gaza, juga menjadi target serangan udara.

Situasi di Gaza semakin mengerikan, dengan korban sipil yang terus bertambah. Komunitas internasional perlu bertindak untuk menghentikan perang ini dan mencapai gencatan senjata.