Hamas Mengeluarkan Peringatan Baru kepada Iran

by -72 Views

Peperangan antara kelompok pejuang Palestina, Hamas, dengan Israel terus berlanjut di Gaza. Eskalasi konflik semakin meningkat setelah Israel melancarkan serangan balasan yang berulang-ulang ke wilayah Gaza. Kelompok sekutu Hamas di Lebanon dan Yaman juga ikut melakukan serangan terhadap Israel. Berikut perkembangan terkini dari konflik ini, yang dikumpulkan oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Jumat (3/11/2023):

1. Israel mengepung Gaza: Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah mengepung Gaza pada Kamis malam. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan bahwa tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan kota Gaza yang merupakan pusat kelompok teror Hamas. Hagari juga menyebut bahwa tidak ada pembicaraan tentang gencatan senjata saat ini. Laporan dari Al-Jazeera juga mengonfirmasi hal ini dan menyebut bahwa pasukan Israel telah menyerang pos-pos terdepan dan markas besar Hamas.

2. Seruan baru dari AS: Situasi di Gaza semakin memburuk, namun Amerika Serikat (AS) tidak mengeluarkan seruan untuk gencatan senjata seperti yang dilakukan oleh 120 negara di PBB pekan lalu. Sebaliknya, AS menyuarakan “jeda kemanusiaan dalam konflik antara Israel dan Hamas” pada Kamis malam setelah Presiden Joe Biden didesak oleh seorang warga untuk menyerukan gencatan senjata. Namun, pernyataan tersebut dijelaskan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, bahwa ini hanya berarti penghentian sementara dan terfokus dalam wilayah tertentu.

3. Serangan proksi Iran: Kelompok Hizbullah yang merupakan proksi Iran di Lebanon dilaporkan melakukan serangan terhadap Israel pada Kamis. Kelompok ini menyatakan telah menyerang 19 polisi Israel dalam serangan yang terkoordinasi. Di sisi lain, kelompok Houthi di Yaman yang juga merupakan sekutu Hizbullah juga dilaporkan menyerang Israel dengan menggunakan drone pada hari Rabu.

4. Balasan dari Hamas: Hamas, kelompok bersenjata yang memerintah di Jalur Gaza, juga memberikan tanggapan terhadap pengepungan Israel di Gaza. Dalam rilisnya, sayap militer Hamas yaitu Brigade Al-Qassam, mengancam Israel bahwa pengepungan tersebut akan menjadi kutukan dalam sejarah bagi Israel. Kelompok tersebut juga menyatakan bahwa jika Israel terus menekan mereka, mereka akan mengambil langkah-langkah yang akan berakibat buruk bagi Yerusalem Barat yang merupakan ibu kota Israel.

5. Bantuan AS kepada Israel: Kongres AS yang dipimpin oleh Partai Republik telah meloloskan rancangan undang-undang yang akan memberikan bantuan senilai US$14 miliar atau sekitar Rp 221 triliun kepada Israel. Namun, ini akan memotong anggaran badan pajak.

6. Bantuan terblokir di Gaza Utara: Akibat dari operasi darat Israel dan bentrokan dengan kelompok bersenjata Palestina, kota Gaza dan Gaza utara sebagian besar terputus dari wilayah lainnya. Ini berarti bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan kepada sekitar 300.000 pengungsi internal di wilayah utara telah terhenti. Otoritas Israel juga masih melarang masuknya bahan bakar yang penting bagi rumah sakit, ambulans, dan pabrik desalinasi air.

7. Jumlah korban anak meningkat: Jumlah anak-anak yang tewas di Gaza dalam tiga minggu terakhir melampaui jumlah total korban tewas dalam konflik di seluruh dunia sejak 2019. Menurut Save the Children, setidaknya 3.324 anak telah terbunuh di Gaza sejak tanggal 7 Oktober. Organisasi ini juga menyuarakan pentingnya gencatan senjata untuk melindungi keselamatan anak-anak.

8. Kunjungan Menlu AS ke Israel: Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bertemu dengan kabinet perang Israel di Tel Aviv setelah bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ini adalah kunjungan ketiga Blinken ke Israel sejak serangan Hamas pada bulan Oktober.

9. Khawatirnya tetangga Saudi: Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) mengungkapkan kekhawatiran bahwa kelompok-kelompok ekstremis dapat memanfaatkan konflik di Israel dan Gaza untuk menyebabkan kekerasan regional yang lebih banyak. Mereka menekankan perlunya diplomasi dan kerja sama antar negara untuk menurunkan suhu konflik di kawasan tersebut.

Itulah beberapa perkembangan terkini dari konflik antara Hamas dan Israel di Gaza. Konflik ini semakin memperburuk situasi di wilayah tersebut dan berdampak besar terhadap warga sipil, termasuk anak-anak. Masyarakat internasional diharapkan dapat berperan untuk mendorong tercapainya gencatan senjata dan melindungi keselamatan warga di daerah konflik.