Sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, Israel mengirim pasukan darat ke Gaza. Israel mengklaim telah membunuh 10 komandan Hamas yang terlibat dalam merencanakan serangan tersebut. Meski demikian, pasukan Israel masih menghadapi kesulitan untuk benar-benar masuk ke bagian tengah Gaza. Pasukan Israel terlihat membelah Jalur Gaza menjadi dua, terutama di selatan Kota Gaza. Mereka telah maju sekitar 15 km dari perbatasan Gaza-Israel di sepanjang jalan pesisir, dekat Rumah Sakit pengobatan kanker buatan Turki.
Sementara itu, Hamas mengatakan mereka sedang melawan kendaraan lapis baja Israel di sebelah timur poin tersebut, di Juhor ad-Dik. Hal ini menunjukkan bahwa pasukan Israel beroperasi hampir di seluruh Jalur Gaza, dari pantai hingga perbatasan. Pertempuran juga terus berlanjut di Beit Hanoun, sudut timur laut Jalur Gaza. Strategi Israel selama seminggu terakhir tampaknya adalah mengisolasi dan melemahkan Hamas serta afiliasinya di sepertiga bagian utara Jalur Gaza. Namun, strategi ini juga menyebabkan kerugian kemanusiaan yang besar bagi Gaza dan merusak reputasi Israel.
Pada 25 Oktober, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa tujuan Israel dalam beberapa hari mendatang adalah “untuk melenyapkan Hamas dengan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahannya dan melakukan segala kemungkinan untuk mendapatkan kembali sandera kami.” Militer Israel menguji refleks Hamas dengan serangan terbatas ke Gaza utara pada malam berikutnya. Pasukan Israel juga melakukan serangan darat lainnya ke Gaza pada malam tanggal 27 Oktober, kali ini didukung oleh helikopter tempur. Pasukan angkatan laut Israel juga menghancurkan infrastruktur teroris di pantai Rafah, di Gaza selatan.
Pada tanggal 28 Oktober, Israel melancarkan invasi darat ke Gaza, tepat tiga minggu setelah serangan Hamas di Israel selatan. Selama invasi ini, komunikasi telepon dan internet di Gaza diputus sebagian besar. Serangan dari Hamas dan tanggapan dari Israel dalam konflik ini menandai perubahan dalam skala dan kompleksitas konfrontasi mereka. Hamas mampu meluncurkan ribuan roket ke Israel, menunjukkan kemampuan militer yang lebih besar daripada sebelumnya. Namun, Israel juga belum berhasil menghancurkan kemampuan Hamas untuk meluncurkan roket ke instalasi militer Israel.
Pada saat ini, kedua belah pihak mengklaim sebagian besar korban jiwa adalah warga sipil. Israel mengatakan 25 tentaranya tewas sejak dimulainya invasi darat, sedangkan Hamas menyandera 242 warga sipil. Seminggu ini, Israel merasa tersinggung oleh kritik internasional terhadap tindakan mereka dan tengah berusaha memperbaiki citra mereka. Mereka mengkondisikan jeda dalam pertempuran demi pembebasan sandera Hamas dan mengizinkan bantuan ke Gaza. Namun, bantuan yang diberikan masih dianggap kurang oleh beberapa pihak. Selain itu, Israel juga mengizinkan warga Palestina dengan kewarganegaraan asing atau ganda untuk meninggalkan Gaza melalui penyeberangan Rafah.