9 Berita Terkini Perang Gaza: Tewasnya 10.000 Orang-Rumah Sakit Mengalami Kelebihan Beban

by -149 Views

Serangan Israel ke Jalur Gaza sudah berlangsung selama 31 hari dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir dengan adanya gencatan senjata. Saat pengeboman besar-besaran terus berlanjut di Gaza, 18 organisasi kemanusiaan, termasuk PBB, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Jumlah korban tewas di Gaza sudah mencapai lebih dari 10.000 orang, termasuk 4.000 anak-anak. PBB menyebut wilayah tersebut sebagai “kuburan bagi anak-anak”. Serangan terbaru Israel menyebabkan 292 orang tewas dan menghancurkan dua rumah sakit anak-anak dan satu-satunya rumah sakit jiwa di Gaza.

Laporan dari Al Jazeera menyebutkan bahwa pemakaman di Gaza semakin sulit dilakukan karena situasi yang tidak stabil dan serangan yang berkecamuk. Banyak jenazah tidak dapat diidentifikasi setelah serangan tersebut, dan banyak orang yang mati dikuburkan tanpa ada keluarga yang meratapi atau menguburkan mereka.

Rumah sakit terbesar di Gaza, Rumah Sakit al-Shifa, dilaporkan akan segera ditutup jika tidak ada bahan bakar yang bisa masuk ke Jalur Gaza. Hal ini mempengaruhi nasib sekitar 40.000 pengungsi, ribuan warga Palestina yang terluka, dan bayi-bayi di inkubator. Netanyahu dan kabinetnya memutuskan untuk tidak mengizinkan bahan bakar masuk ke Gaza tanpa memberikan prasyarat atau solusi yang jelas.

Uni Eropa akan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza sebesar 25 juta euro atau sekitar Rp416 miliar. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan bahwa total bantuan kemanusiaan Uni Eropa untuk warga sipil di Gaza akan mencapai 100 juta euro.

Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan meminta gencatan senjata tanpa syarat di Gaza. Turki juga meminta adanya mekanisme internasional untuk memastikan gencatan senjata tersebut, dan Turki siap menjadi penjaminnya.

Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, mendesak negara-negara untuk menekan Israel agar berhenti menyerang warga sipil dan menghindari perluasan konflik yang lebih luas. Al-Sudani menuduh komunitas global tidak berbuat banyak dalam melaksanakan resolusi internasional dan gagal memenuhi kewajibannya.

Iron Dome Israel dilaporkan eror dan mengalami kegagalan setelah ditembakkan oleh sistem pertahanan udara. Salah satu sistem pertahanan tercanggih di dunia itu malah menghantam rumah dan rumah sakit di Tel Aviv, Israel.

Hubungan antara Hizbullah dan Israel semakin tegang setelah Hizbullah menembakkan roket ke sebuah kota di Israel sebagai respons atas pembunuhan tiga anak dan seorang nenek warga sipil Lebanon oleh Israel.

Prancis akan mengirimkan lusinan kendaraan lapis baja kepada tentara Lebanon untuk membantu mereka melaksanakan misi patroli di negara tersebut. Hal ini dilakukan mengingat ketegangan yang meningkat di perbatasan Israel-Lebanon akibat pertempuran antara Hizbullah dan tentara Israel.