Kapal Selam Nuklir AS Mendekati Gaza, Situasi Timur Tengah Memanas

by -91 Views

Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan kapal selam nuklir berpeluru kendali ke Timur Tengah. Hal ini terjadi saat wilayah itu memanas pascaserangan Israel ke wilayah Gaza, Palestina.

Laporan tersebut diungkapkan oleh militer AS dalam sebuah pengumuman pada Minggu (5/11/2023). Pengungkapan lokasi kapal selam nuklir ini merupakan hal yang tidak biasa dilakukan Washington.

“Pada tanggal 5 November 2023, sebuah kapal selam kelas Ohio tiba di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS,” kata Komando Pusat AS (CENTCOM) di platform media sosial X, sebelumnya Twitter.

Unggahan unit Departemen Pertahanan tersebut tampak memperlihatkan gambar kapal selam nuklir itu bergerak melalui Terusan Suez. Terlihat kapal selam berlayar di permukaan.

Sejak pecahnya perang pada 7 Oktober antara Hamas dan Israel, AS telah memindahkan aset militer yang signifikan ke wilayah tersebut. Mobilisasi ini termasuk dua kapal induk dan sejumlah besar pesawat tempur.

Mereka juga mengumumkan pengerahan sekitar 1.000 tentara dan melibatkan pasukan komando operasi khusus dalam jumlah yang tidak ditentukan. Pasukan itu dilaporkan militer Israel dalam operasi mereka di Gaza.

Selain itu, Washington telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pertahanan sekutu-sekutunya di Teluk, dengan mengirim sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ke Arab Saudi dan sistem rudal permukaan-ke-udara Patriot ke Kuwait, Yordania, Irak, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder mengatakan peningkatan tersebut bertujuan untuk mencegah eskalasi regional dan melindungi AS dan mitra-mitranya. Diketahui, Israel merupakan salah satu sekutu Negeri Paman Sam.

“Menteri Luar Negeri Antony Blinken melakukan perjalanan pada hari Minggu untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin regional, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al Sudani di Baghdad.

Sementara itu, pengerahan aset ini mendapat kecaman keras dari milisi sekutu Iran di Suriah dan Irak. Sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober, kelompok tersebut telah melancarkan puluhan serangan di pangkalan AS, dengan serangan paling parah yang melukai 21 personel militer AS di Suriah.