Calon Presiden Republik Indonesia Ganjar Pranowo melihat ancaman besar yang dapat menimpa Indonesia di masa depan. Ini terkait dengan bonus demografi yang akan berakhir pada tahun 2030 mendatang.
“Momentum ini harus dipakai karena kita punya bonus demografi. Kira-kira 10-13 tahun ke depan. Jangan sampai ini jadi malapetaka demografi,” ungkap Ganjar dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diselenggarakan oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (8/11/2023).
Dalam posisi sekarang, Indonesia memiliki kelompok masyarakat yang produktif dibandingkan dengan lansia. Hal ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh pemerintah melalui lapangan kerja yang layak sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan menjadikan negara maju.
Ganjar menuturkan, langkah yang akan ditempuh untuk menghindari ancaman tersebut adalah dengan optimalisasi anggaran pendidikan hingga mencapai 20% dari total anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). “Yang saya dengar ini masih belum terkonsolidasi dengan baik, makanya masih tersebar,” ungkapnya.
Selain itu, kurikulum siap kerja juga perlu diperhatikan. “Kalau bonus demografi dan ditemukan dengan pendidikan yang tepat, kita satukan, itu match. SDM apa yang dibutuhkan? Sebuah piloting (proyek pendidikan) antara pusat dan daerah itu ada di industri Batam,” jelas Ganjar.
“Hal lain, menurut Ganjar perlu didorong adalah sisi kesehatan dan jaminan yang diberikan negara melalui BPJS Kesehatan,” tambahnya.
Ketika kurikulum vokasi kita dorong, berikutnya adalah menjamin kesehatan dari sisi hilirnya. Tadi dari sisi hulu ya olahraga, makan bergizi, lalu mohon maaf bapak-bapak mohon dicek lingkar perutnya. Itu mohon maaf kata dokter itu 90 harusnya. Karena itu lah sumber penyakitnya. Maka sehat,” papar Ganjar.