Chief Ekonom CNBC Indonesia, Anggito Abimanyu mencatat bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, sering menggunakan frasa ‘gerak cepat’ dan ‘mempercepat’ dalam visi-misi mereka. Menurut Anggito, frasa-frasa tersebut muncul paling sering dalam 33 halaman visi-misi pasangan tersebut. “Kalau saya baca visi-misi Ganjar-Mahfud ada 33 halaman dan kata yang paling banyak adalah gerak cepat atau mempercepat,” kata Anggito dalam acara Your Money Your Vote di CNBC Indonesia.
Anggito juga menanyakan apakah pasangan Ganjar-Mahfud merasa bahwa laju ekonomi di era Presiden Joko Widodo masih lambat. Sekretaris Eksekutif Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Heru Dewanto, yang hadir sebagai narasumber, mengatakan bahwa gerak cepat harus dilakukan karena waktu Indonesia untuk keluar dari status negara berpenghasilan menengah tidak lama lagi. Menurutnya, Indonesia masuk menjadi kelompok negara menengah sejak 1993 dan tetap bertahan pada posisi itu hingga hampir 30 tahun.
Heru menyebutkan bahwa pendapatan per kapita di Indonesia masih di bawah US$ 4.700 per tahun, sehingga Indonesia perlu menggenjot pendapatan per kapita warganya hingga US$ 13 ribu agar bisa menjadi negara maju. Dia menambahkan bahwa cara satu-satunya untuk mencapai target itu adalah memanfaatkan bonus demografi, yang diperkirakan hanya tersisa waktu 13 tahun hingga potensi jumlah penduduk Indonesia bisa dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi.
Menurut Heru, tidak ada pilihan lain selain bergegas, mengingat waktu yang tinggal hanya 13 tahun untuk memanfaatkan bonus demografi yang datang sekali dalam siklus banyak negara di dunia. “Tidak ada acara lain, selain kita bergegas. Kenapa bergegas, waktu kita tinggal 13 tahun, peluang kita setelah 30 tahun tertahan di negara berpenghasilan menengah adalah memanfaatkan bonus demografi yang hanya datang sekali dalam siklus banyak negara di dunia ini,” katanya.
Artikel Selanjutnya:
Potret Ganjar-Mahfud Siap Jalani Tes Kesehatan di RSPAD
(haa/haa)