Israel telah terus-menerus melakukan serangan terhadap Jalur Gaza selama 34 hari berturut-turut, yang menyebabkan bencana kemanusiaan yang semakin membesar di wilayah kantong Palestina yang terkepung tersebut. Serangan dari negara Zionis tersebut telah mengakibatkan lebih dari 10 ribu kematian, dimana sebagian besar dari mereka adalah anak-anak. Serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan satu anak setiap 10 menit sejak perang dimulai pada 7 Oktober lalu. Berikut adalah update terkait situasi panas di wilayah Timur Tengah tersebut, seperti yang dikutip oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Jumat (10/11/2023).
Jumlah Korban Tewas Hingga Saat Ini
Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mencatat sebanyak 10.812 korban tewas, termasuk 4.412 anak-anak dan 2.918 wanita, serta luka-luka sebanyak 26.905 orang, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 wanita di Jalur Gaza. Sementara di Tepi Barat, tercatat 183 orang tewas, termasuk 44 anak-anak dan satu wanita, dengan lebih dari 2.400 luka-luka. Layanan medis Israel mencatat setidaknya 1.405 warga Israel tewas dan 5.600 luka-luka. Hingga 9 November, setidaknya 39 jurnalis telah tewas sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober. Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), sebanyak 34 jurnalis Palestina, empat jurnalis Israel, dan satu jurnalis Lebanon telah tewas.
Lebih dari 50% Perumahan di Gaza Rusak
Pemboman Israel telah menyebabkan kerusakan pada lebih dari 50 persen unit perumahan di Gaza. Kantor media pemerintah Gaza mengatakan sekitar 40,000 unit rumah di daerah kantong yang terkepung itu dihancurkan sepenuhnya oleh tentara Israel. Sekitar 32.000 ton bahan peledak telah dijatuhkan di Gaza sejak dimulainya perang. Perkiraan kerugian awal di sektor perumahan dan infrastruktur masing-masing diperkirakan mencapai US$2 miliar atau sekitar Rp31,3 triliun.
Serangan Israel Bikin Ekonomi Palestina Terjun Bebas
Program Pembangunan PBB mengeluarkan laporan yang memberikan gambaran suram mengenai dampak buruk perang terhadap perekonomian Palestina. Beberapa kesimpulan utamanya adalah, produksi domestik bruto (PDB) Palestina turun sekitar 4,2% dalam satu bulan perang, atau kerugian sekitar US$857 juta. Jika perang berlanjut selama dua bulan penuh, perkiraan kerugian ekonomi akan meningkat hingga 8,4% PDB, atau US$1,7 miliar. Sekitar 390.000 pekerjaan telah hilang sejak dimulainya perang, dengan 182,000 pekerjaan hilang di Gaza dan 208,000 di Tepi Barat yang diduduki. Kemiskinan juga diperkirakan meningkat tajam sebesar 20% hingga 45% tergantung pada durasi konflik.
Jumlah Jamaah Salat Jumat di Masjid Al-Aqsa Semakin Berkurang
Jamaah yang melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur melaporkan adanya keterlambatan kehadiran dan terbatasnya pergerakan. Pekan lalu, sekitar 5.000 orang menghadiri salat Jumat, sementara minggu ini hanya 4.000 orang. Berkurangnya jamaah akibat pasukan Israel yang membatasi pergerakan berdasarkan usia.
Situasi Ngeri di Rumah Sakit Al-Rantisi, Dikelilingi Tank Israel
Warga yang berada di Rumah Sakit Al-Rantisi di Kota Gaza telah mengunggah video di media sosial tentang situasi yang mereka hadapi. Diketahui rumah sakit tersebut dikelilingi oleh tank Israel dari segala arah. Serangan Israel juga dilaporkan telah menyebabkan beberapa fasilitas medis menjadi tidak berfungsi sepenuhnya.
Israel Diminta Lindungi WN Palestina di Tepi Barat
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan Israel harus segera mengambil tindakan untuk melindungi warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Kekerasan di wilayah tersebut meningkat, termasuk kematian lebih dari 180 warga Palestina di tangan pasukan Israel, sejak konflik dengan Hamas meletus pada 7 Oktober.