Jakarta, CNBC Indonesia – Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto mengatakan, dalam 3 tahun Indonesia bisa mencapai level swasembada pangan. Dan setelah itu, kata dia, Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia.
Menanggapi hal itu, Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian mengatakan, swasembada pangan sangat memungkinkan untuk dilakukan, apalagi Indonesia merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang banyak.
“Hanya saja yang perlu dilakukan adalah SDM yang banyak, ini terutama generasi muda dioptimalkan untuk menggenjot sektor pertanian,” kata Eliza kepada CNBC Indonesia, Jumat (10/11/2023).
Eliza menyebut hampir semua komoditas pangan strategis Indonesia seperti beras, jagung, ubi, gula, daging, hingga susu berpotensi swasembada, asal strateginya tepat dan memenuhi aspek.
Adapun aspek yang dimaksud Eliza, seperti aspek kesesuaian lahan dan agroklimat, serta infrastruktur yang memadai sesuai dengan kondisi sosial budaya dan inovasi teknologi.
“Inovasi ini tidak hanya seputar penggunaan mesin, namun juga seperti benih, pola tanam, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Namun demikian, menurut Eliza, komoditas seperti gandum memang tidak bisa dipaksakan ditanam optimal di Indonesia, karena tidak sesuai agroklimatnya dengan iklim di Indonesia.
“Begitu juga dengan bawang putih yang belum optimal di Indonesia,” lanjut dia.
Sementara itu, ihwal masih banyaknya pemenuhan komoditas pangan dengan importasi, menurut Eliza, memang tidak bisa diupayakan seluruhnya pemenuhan dari dalam negeri, karena Indonesia sendiri sudah terjalin dalam perjanjian dagang dengan berbagai negara.
“Dimana persaingan harga terjadi. Suatu negara akan cenderung mengimpor jika produksi di dalam negeri tidak efisien. Dan setiap wilayah di berbagai negara diberkahi dengan keberagaman komoditas sehingga kita membutuhkan satu sama lain untuk saling melengkapi kebutuhan,” jelasnya.
Namun, menurutnya, untuk beberapa komoditas krusial dan politis itu harus diupayakan dengan swasembada.
“Karena jika terlalu bergantung pada negara lain, pada sewaktu-waktu akan terdampak akibat shock yang terjadi di negara tersebut,” tutup Eliza.
Sebelumnya, Capres Prabowo mengatakan, swasembada pangan RI dalam kurun waktu tiga tahun bisa tercapai lewat pembangunan food estate atau lumbung pangan. Mulai dari lumbung pangan desa sampai tingkat nasional.
“Ini sudah kita laksanakan. Kita punya kurang lebih 20 juta hektare (ha) lahan rawa yang tidak termanfaatkan, hanya sumber malaria saja. Kita sekarang ada teknologi, sudah pernah dilaksanakan di Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan. Membuat sawah di rawa,” ujar Prabowo dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diselenggarakan oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (8/11/2023).
Bahkan, tuturnya, sudah ada teknologi yang bisa menghasilkan jagung bisa ditanami di lahan rawa. “Kita sudah melaksanakan dan jatuhnya lebih murah daripada sawah biasa, kemudian nggak ada masalah air. Kita sudah hitung kurang lebih 5-6 juta hektare rawa kita sudah swasembada pangan dan lebih dari itu mungkin kita bisa bantu negara lain dengan pangan,” katanya.
“Ini sangat feasible kita sudah hitung, 3 tahun swasembada pangan. Habis itu kita bisa jadi lumbung pangan dunia,” sebut Prabowo.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Tahun Terakhir Jokowi, Swasembada Beras RI Sampai Mana?
(wur/wur)