DEN mengungkapkan bahwa pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan produksi bioetanol di dalam negeri. Peningkatan produksi bioetanol dilakukan sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk sektor transportasi. Anggota DEN, Satya Widya Yudha mengatakan bahwa capaian bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 2022 baru mencapai 12,3%, dimana sebesar 7,4% berasal dari bioenergi, termasuk pemanfaatan biomassa, biodiesel, bioetanol, dan biogas. Produksi bioetanol di Indonesia saat ini baru sekitar 40.000 kiloliter (KL) per tahun. Untuk berkontribusi sebesar 2% pada bauran EBT, RI membutuhkan produksi bioetanol sekitar 750.000 KL per tahun. PT Pertamina (Persero) sudah memulai dengan meluncurkan produk BBM bernama Pertamax Green 95 yang mencampurkan 5% bioetanol dalam bahan bakarnya. Meskipun sudah dimulai, kontribusi bioetanol pada bauran EBT masih terbilang kecil.