Arab Saudi Mengumumkan Perubahan Terkait Produksi Minyak

by -165 Views

Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, menolak untuk menyetujui penghapusan bahan bakar fosil dalam perundingan iklim COP28 PBB yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab. Keputusan ini memicu perdebatan sulit di antara para delegasi yang dijadwalkan selesai pada 12 Desember mendatang.

Pangeran Abdulaziz menegaskan bahwa Arab Saudi, sebagai eksportir minyak terbesar di dunia, tidak akan menyetujui penghapusan bahan bakar fosil. Hal ini disampaikannya dalam wawancara dengan Bloomberg di Riyadh.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya juga telah mendorong untuk penghentian total bahan bakar fosil, namun Pangeran Abdulaziz menantang mereka yang mendukung penghentian bertahap tersebut untuk melakukannya sendiri.

Arab Saudi juga mencemooh sumbangan Barat untuk dana kerusakan iklim sebagai “perubahan kecil” dan mengumumkan janji kepada negara-negara berkembang. Namun, sumbangan yang telah dikumpulkan tidak mencukupi menurut para aktivis, dan dinilai kurang transparan.

Arab Saudi sendiri telah berkomitmen untuk memperbarui sumber energinya, berinvestasi pada energi terbarukan, dan meningkatkan efisiensi energi sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi perekonomiannya pada tahun 2030. Namun, target tersebut tidak mencakup emisi dari 8,9 juta barel minyak per hari yang diekspor oleh Arab Saudi.