Militer Israel Terus Perluas Serangan Darat di Gaza dan Tepi Barat
Hingga saat ini, militer Israel terus memperluas serangan daratnya di Gaza. Menurut laporan terbaru, tank tentara Israel kini bergerak menuju pusat kota Khan Younis setelah malam penembakan artileri tanpa henti dan bentrokan di sekitar Gaza. Pasukan Israel juga bergerak di Tepi Barat yang diduduki dan dilaporkan menangkap lebih banyak warga Palestina dalam penggerebekan. Pejabat khusus PBB mengatakan “pembantaian warga sipil harus dihentikan” karena rumah sakit di Gaza berjuang untuk mengatasi lonjakan jumlah warga Palestina yang membutuhkan perawatan darurat. Amerika Serikat juga dikabarkan memberi sanksi ke Israel.
Korban tewas di Gaza telah mencapai 16.248, termasuk 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita. Di Tepi Barat, tercatat 262 orang tewas, termasuk 63 anak-anak. Total 63 jurnalis telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober. Laporan Al Jazeera menyebutkan bahwa militer Israel bersiap menghadapi pertempuran sengit selama berhari-hari di Khan Younis, yang dipandangnya sebagai benteng utama Hamas. Selain itu, pasukan Israel juga melakukan serangan di Tepi Barat dengan menggerebek kamp pengungsi Balata di kota Nablus, yang mengakibatkan empat orang terluka.
Israel mengklaim telah menyerang 250 sasaran di Gaza dalam sehari dalam rangka mencari dan menghancurkan senjata, terowongan bawah tanah, dan bahan peledak Hamas. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa situasi di Gaza semakin memburuk setiap menitnya. Presiden AS, Joe Biden, juga mendapat tekanan internal dari para pekerja magang di Gedung Putih untuk menyerukan gencatan senjata permanen.
AS mengumumkan akan memberi sanksi ke warga Israel dengan pembatasan visa bagi mereka yang merusak perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Tepi Barat. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengutuk rencana Israel untuk menciptakan “zona penyangga demiliterisasi” di Gaza dan memperingatkan Israel agar tidak memburu anggota Hamas di wilayah Turki. Erdogan juga menjelaskan bahwa masa depan Gaza harus berada di tangan Palestina. Hamas dilaporkan menggunakan taktik yang semakin canggih untuk melawan Israel di Gaza selatan, termasuk drone peledak dan senjata anti tank.