Israel menyerang kembali ke Gaza setelah membawa korban selama 2 bulan. Ada sembilan pembaruan terkait serangan terbaru pada Kamis (7/12/2023) yang disusun oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber.
Jumlah korban tewas mencapai 16.248 orang menurut Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), termasuk 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita. Sedangkan korban luka-luka mencapai 43.616 orang, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 wanita. Di sisi lain, korban di Israel tidak bertambah, bahkan pada tanggal 10 November mereka telah merevisi jumlah korban tewas menjadi sekitar 1.200 orang dengan 5.600 orang luka.
Pasukan Israel telah mengepung rumah Yahya Sinwar, pemimpin tertinggi Hamas, di Gaza. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa Sinwar, pelaku serangan pada 7 Oktober, bersembunyi di bawah tanah. Mereka juga melaporkan adanya pertempuran “door to door” di beberapa wilayah di sepanjang Jalur Gaza.
Selain itu, IDF juga berhasil mengepung kota Khan Younis di Gaza Selatan dan meminta penduduk untuk meninggalkan kota demi keamanan. Di sisi lain, Amerika Serikat dikabarkan sedang berdiskusi dengan Israel terkait strategi jangka panjang dalam penanganan operasi militer.
Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps, berencana untuk mendorong agar bantuan kemanusiaan cepat disalurkan langsung ke Gaza. Sementara Israel telah setuju untuk mengizinkan bahan bakar tambahan masuk ke Gaza untuk mencegah krisis kemanusiaan terjadi.
Terkait kondisi konflik di Gaza, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menggunakan klausul jarang yang pernah digunakan dalam piagam PBB untuk memperingatkan bahwa konflik tersebut dapat memperburuk ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Di sisi lain, pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, mengkritik demonstrasi sayap kanan di Yerusalem yang dianggap sebagai “provokasi kekerasan” dan menuntut pemimpin lainnya untuk menindak tegas aksi kekerasan tersebut.