Apakah Lebih dari 20 Negara Bergabung dengan AS untuk Melawan Houthi, Menyebabkan Terjadinya Perang Baru?

by -153 Views

Pentagon mengungkapkan lebih dari 20 negara telah bergabung dengan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) untuk melindungi jalur perdagangan Laut Merah dari serangan kelompok Houthi di Yaman.

Kelompok Houthi yang didukung oleh Iran telah beberapa kali menyerang kapal-kapal di jalur pelayaran penting dengan alasan untuk mendukung warga Palestina di Gaza, yang saat itu sedang dalam konflik dengan Israel.

“Saar ini ada lebih dari 20 negara yang mendaftar untuk berpartisipasi dalam koalisi,” kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder seperti yang dilansir oleh AFP, pada Jumat (22/12/2023).

Ryder menyatakan bahwa Houthi “menyerang kesejahteraan ekonomi dan kemakmuran negara-negara di seluruh dunia,” yang secara efektif menjadi “bandit di sepanjang jalan raya internasional yaitu Laut Merah.”

Pasukan koalisi akan berfungsi sebagai patroli jalan raya, berpatroli di Laut Merah dan Teluk Aden untuk merespons, dan membantu jika diperlukan, kapal komersial yang transit di jalur perairan internasional yang penting ini. Ryder juga menyerukan kepada kelompok Houthi untuk menghentikan serangan mereka.

Konflik Israel-Hamas dimulai ketika Hamas melakukan serangan pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.140 orang di Israel. Israel melakukan pengeboman tanpa henti terhadap sasaran di Gaza, bersamaan dengan invasi darat, yang menurut pemerintah Hamas di Gaza pada Rabu telah menewaskan sedikitnya 20.000 orang.

Kematian tersebut telah memicu kemarahan luas di Timur Tengah dan mendorong terjadinya serangan oleh kelompok bersenjata di wilayah tersebut, termasuk serangan Houthi terhadap kapal-kapal Laut Merah.

Amerika Serikat mengumumkan koalisi multinasional Laut Merah pada Senin, sementara Houthi memperingatkan dua hari kemudian bahwa mereka akan menyerang balik jika diserang.