Hamas Menolak Tawaran Israel, Tetapkan Syarat untuk Pembebasan Sandera
Hamas menolak tawaran kesepakatan baru dari Israel dan memberikan sejumlah persyaratan mutlak untuk memulai kembali proses pembebasan sandera. Hamas mengatakan Israel harus menerapkan gencatan senjata sebelum negosiasi mengenai pembebasan sandera dapat dimulai, dan menolak proposal Israel untuk melakukan gencatan senjata selama seminggu dengan imbalan pembebasan puluhan sandera.
Menurut laporan Wall Street Journal yang mengutip pejabat Mesir, kepala sayap politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan kepada pejabat intelijen di Kairo bahwa kelompoknya tidak akan membahas pembebasan sandera Israel sampai gencatan senjata diberlakukan.
Hamas juga mengatakan bahwa Israel harus membebaskan ribuan tahanan Palestina sebagai imbalan atas lebih dari 100 sandera yang tersisa di Gaza. Dalam perkembangan lain, pemungutan suara Dewan Keamanan PBB mengenai resolusi yang menyerukan penghentian perang Israel-Hamas ditunda lagi pada Rabu (20/12/2023) karena para anggota berselisih mengenai kata-katanya sementara jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat.
Perdebatan di markas besar PBB di Manhattan terjadi dengan latar belakang memburuknya kondisi di Gaza, di mana seorang pejabat senior PBB mengatakan bahwa langkah Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan “jauh dari kebutuhan” yang semakin meningkat. Para anggota dewan telah bergulat selama berhari-hari untuk menemukan titik temu mengenai resolusi tersebut, sebuah pemungutan suara yang ditunda beberapa kali sepanjang Selasa, setelah ditunda pada hari sebelumnya.
Israel, yang didukung oleh sekutunya Amerika Serikat, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan yang mempunyai hak veto, menentang penggunaan istilah “gencatan senjata.” Menurut sumber diplomatik, penundaan terakhir ini atas permintaan Amerika Serikat.