Bagaimana Peluang Ekonomi Indonesia di 2024 dengan Kehadiran 3 Mesin Pertumbuhan?

by -720 Views

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggaungkan sikap optimisme terhadap perekonomian nasional. Seluruh stakeholders pun diharapkan dapat memaksimalkan kontribusi guna meningkatkan pertumbuhan dan menjaga ketahanan ekonomi nasional.

Airlangga menuturkan, ekonomi Indonesia telah tumbuh di kisaran 5% dalam 8 triwulan berturut-turut dan tercatat tumbuh lebih baik dibanding negara lainnya.

Selain itu, tingkat inflasi juga relatif terkendali dengan rasio utang pemerintah masih berada dalam level aman. Dalam jangka pendek, Pemerintah optimis bahwa perekonomian mampu tumbuh 5,1% di tahun 2023 dan tumbuh 5,2% di tahun 2024.

Untuk itu dalam mendorong perekonomian ke depan, setidaknya diperlukan 3 mesin utama dalam menggerakan ekonomi nasional.

“Tiga mesin ekonomi itu lanjut Airlangga adalah mesin ekonomi konvensional yang perlu direvitalisasi dan diperbesar kapasitasnya sehingga mampu mendorong peningkatan produktivitas, memperbesar investasi baru, dan meningkatkan ekspor.

Selanjutnya, mesin ekonomi baru yang nantinya akan berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan, perlu dikuatkan, seperti penerapan aplikasi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam berbagai sektor ekonomi, pengembangan industri semikonduktor, serta pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan.

Terakhir, dengan menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila yaitu ekonomi yang berkeadilan diharapkan dapat mengejar target pertumbuhan ekonomi ke depan.

“Tiga hal itu menjadi penting untuk terus didorong ke depan. Dan Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil meredam gejolak fluktuasi dari berbagai krisis geopolitik, kemudian climate change, dan menggunakan APBN sebagai shock absorber,” pungkas Airlangga.

Seperti diketahui, kondisi geopolitik global terus memanas dan tidak bisa dipastikan kapan mereda.

Namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun optimis kondisi tersebut tidak akan banyak mengganggu perekonomian Indonesia. Pasalnya, perekonomian Indonesia masih dianggap stabil untuk menjadi tujuan investasi, diiringi dengan konsumsi masyarakatnya yang masih kuat.

Kekuatan konsumsi domestik menurutnya juga ditopang oleh kinerja belanja pemerintah, yang masih kuat. Ia optimistis, bila tren belanja hingga akhir tahun bisa terserap 98%-100% ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh di level 5,02%-5,04% dan pada 2024 sesuai target APBN di level 5,2%.