BMKG Siaga! Identifikasi Tanda-tanda Bencana yang Mengancam Indonesia

by -77 Views

Perubahan iklim menjadi topik yang muncul di media dan media sosial. Tahun ini menyaksikan cuaca ekstrem dan fenomena iklim di berbagai negara. Mulai dari banjir, kekeringan, suhu panas, angin puting beliung, hingga polusi udara yang semakin parah. Lembaga seperti BMKG telah memperingatkan akan dampak dari perubahan iklim ini. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa skenario terburuk yang mengancam dunia adalah krisis pangan, yang bisa mengakibatkan krisis ekonomi dan politik. Hal ini menjadi serius karena bakal mengintai semua negara, termasuk Indonesia. FAO memperkirakan ancaman bencana kelaparan bisa terjadi pada tahun 2050. Kondisi ini bisa memicu krisis ekonomi dan politik di dalam negeri, jika tidak ada perubahan pada cara hidup yang mengandalkan energi fosil.

Beberapa tanda-tanda dampak perubahan iklim sudah muncul. Kekeringan ekstrem dan kekurangan air menjadi salah satu dampak langsung perubahan iklim yang mengancam. Hal ini dapat mempengaruhi ketahanan pangan global serta berdampak pada ekonomi dan politik. BMKG juga mencatat bahwa tahun 2023 menjadi tahun penuh rekor temperatur. Situasi ini memberi tekanan pada sumber daya air yang langka dan berdampak pada ketahanan pangan dunia. Dwikorita menekankan perlunya aksi mitigasi dari semua pihak, seperti hemat listrik, air, dan pengurangan energi fosil.

Di sisi lain, pemerintah sedang menyusun kebijakan jangka panjang yang berkorelasi dengan kebijakan ketahanan iklim. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak dari perubahan iklim terhadap pembangunan jangka panjang di Indonesia. Fenomena iklim global saat ini sudah semakin kompleks dan mempengaruhi iklim regional dan lokal Indonesia. Data menunjukkan kenaikan suhu sejak tahun 1850-2023. Sampai tahun 2023, tercatat kenaikan suhu mencapai 1,2 derajat Celcius dibandingkan sebelum revolusi industri. Hal ini menjadi peringatan serius bagi Indonesia untuk mengambil aksi mitigasi yang tepat.

Seluruh masyarakat Indonesia diminta untuk memahami dan berperan aktif dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Jika tidak ada perubahan pada pola hidup dan penanganan perubahan iklim, maka akan terjadi krisis pangan, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu, perubahan dari semua pihak diperlukan untuk menjaga ketahanan pangan dan lingkungan demi masa depan yang lebih baik.