ISIS Klaim Pasang Bom di Iran, Serangannya Tewaskan 87 Orang
Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas pemboman di Iran pada Rabu. Serangan tersebut telah menewaskan setidaknya 87 orang, angka yang direvisi pemerintah Teheran dari sebelumnya 103 kematian.
Dalam sebuah pernyataan di Telegram yang dikutip dari AFP pada Jumat (5/1/2024), ISIS mengatakan bahwa dua anggotanya meledakkan rompi bahan peledak di antara ribuan orang yang berkumpul di Kerman, Iran bagian tenggara. Warga berkumpul untuk memperingati kematian Jenderal Qassem Solemaini yang tewas akibat serangan Amerika Serikat (AS) di Irak pada tahun 2020.
AS sendiri telah mengamini klaim bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan ini. Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa AS tidak dapat meragukan klaim ISIS.
Pejabat senior pemerintahan Biden juga mengatakan bahwa serangan tersebut terlihat seperti serangan teroris yang dilakukan oleh ISIS di masa lalu, dan itu merupakan asumsi mereka saat ini.
Sebelumnya, penyelidik Iran melaporkan bahwa ada dua bom yang meledak di Kerman, yang sepertinya dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri.
Jenderal Solemaini sendiri adalah pemimpin militer Iran yang bertanggung jawab atas operasi luar negeri Garda Revolusi. ISIS, kelompok ekstremis Sunni, dilaporkan kerap melakukan serangan di Iran yang mayoritas penduduknya Syiah.
Menteri Dalam Negeri Iran, Ahmad Vahidi, mengatakan bahwa pemerintah akan memperkuat keamanan di perbatasannya yang rawan dengan Afghanistan dan Pakistan. Ia menyebut bahwa pihak berwenang telah mengidentifikasi “titik-titik prioritas yang harus diblokir di sepanjang perbatasan” kedua negara, yang selama ini menjadi titik akses utama bagi kelompok militan, penyelundup narkoba, dan migran gelap.
Serangan bom ini telah menambah ketegangan regional di tengah perang Gaza, Palestina. Hal ini terjadi sehari setelah serangan drone yang dilakukan oleh Israel dan membuat petinggi Hamas tewas di Lebanon.
Beberapa kepala negara turut mengutuk serangan ini, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan pemerintah China.