Serangan Israel terhadap wilayah Gaza terus berlanjut. Data Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa sejak 7 Oktober, serangan Tel Aviv telah menewaskan 23 ribu warga sipil di wilayah tersebut. Serangan ini mendapat reaksi keras dari milisi-milisi yang bersimpati dengan Gaza.
Eskalasi juga terjadi di Laut Merah, di mana kapal perang Amerika Serikat (AS) dan Inggris dikerahkan untuk menangkis serangan Houthi, milisi Yaman, terhadap kapal dagang yang melintas di wilayah tersebut.
Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi menolak rencana Israel untuk memindahkan warga Gaza dari tanah air mereka. Respons ini juga disampaikan oleh Raja Salman kepada Israel dalam sebuah sidang kabinet.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan harapannya agar perang di Gaza segera berakhir sekaligus terjaminnya hak-hak politik Palestina. Ia juga mengatakan bahwa Israel harus berhenti mengambil langkah-langkah yang melemahkan kemampuan Palestina untuk mengatur diri mereka sendiri secara efektif.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan telah menyerang lebih dari 150 “target teror” di Gaza selama sehari terakhir. Mereka juga mengklaim telah menemukan lebih dari 15 terowongan bawah tanah di kawasan pusat Al Maghazi.
Selain itu, Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel, dilaporkan telah menghubungi para pemimpin Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ) untuk berdiskusi dengan mereka terkait perundingan mengenai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.
Di sisi lain, anggota DPR Israel, Nissim Vatur, membuat pernyataan kontroversial bahwa Gaza dan rakyatnya harus dibakar. Hal ini menuai kecaman dan reaksi keras dari berbagai pihak.
Inggris juga meminta Israel untuk memastikan kebutuhan dasar warga Gaza. Pemerintah Inggris menegaskan bahwa Israel memiliki kewajiban berdasarkan hukum kemanusiaan internasional untuk menyediakan pasokan dasar bagi masyarakat Gaza.
Data dihimpun dari berbagai sumber mengenai perkembangan terbaru perang Gaza. Semoga segera ada jalan keluar damai dalam konflik ini.