Mayor Elias Daan Mogot – prabowo2024.net

by -72 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Di bagian ini saya ingin berbagi kisah tentang kedua paman saya, sebelum saya menceritakan tentang teman seperjuangan mereka. Ketika saya kecil, kakek saya, Margono Djojohadikusumo sering bercerita tentang kedua putranya, yaitu kedua paman saya Subianto dan Sujono.

Setelah kemerdekaan, Subianto dan Sujono bergabung dengan tentara. Salah satunya langsung menjadi perwira. Subianto lulus dari Fakultas Kedokteran dan mungkin karena latar belakang kedokteran, ia langsung menjadi perwira. Sementara Sujono masuk Akademi Militer Tangerang.

Di rumah kakek saya, Pak Margono di Jalan Taman Matraman No. 10, sekarang Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, terdapat kamar yang dijaga khusus untuk Subianto dan Sujono. Peralatan militer mereka seperti ransel, helm, dan sepatu disimpan dengan baik di kamar tersebut. Setiap kali saya berkunjung ke rumah kakek pada hari Minggu, tenda milik Subianto dipasang kembali dan saya diminta untuk bermain di dalamnya. Kakek saya akan membawa saya ke kamar mereka, dan menunjukkan segala peralatan dan tempat tidur mereka.

Dua paman saya gugur dalam pertempuran melawan tentara Jepang di Lengkong, Tangerang Selatan pada tahun 1946. Mereka gugur bersama rekan seperjuangan mereka, Daan Mogot, seorang Mayor yang mendirikan Akademi Militer Tangerang pada usia 17 tahun.

Elias Daniel Mogot, yang dikenal sebagai Daan Mogot, adalah seorang perwira Tentara Republik Indonesia (TRI) yang sangat cemerlang dalam karirnya. Ia menjadi Mayor pada usia 16 tahun setelah mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air (PETA) pada usia 14 tahun.

Daan Mogot lahir di Manado pada tahun 1928 dan bergabung dengan pasukan PETA pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942. Ia bergabung dengan PETA walaupun belum memenuhi syarat usia 18 tahun menurut pemerintah militer Jepang. Namun kemampuan dan prestasinya selama pendidikan militer membuatnya dipromosikan menjadi pembantu instruktur PETA di Bali pada tahun 1943. Setelah menjadi perwira PETA, Daan Mogot, Zulkifli Lubis, Kemal Idris, dan beberapa perwira PETA lainnya mendirikan sekolah latihan untuk calon anggota PETA di Bali.

Pada tahun 1944, Daan Mogot ditugaskan sebagai staf Markas Besar PETA di Jakarta hingga Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945. Setelah proklamasi kemerdekaan RI, Daan Mogot bergabung dengan Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan mendapat pangkat Mayor pada usia 16 tahun.

Berkat pengalamannya sebagai pelatih PETA di Bali, Daan Mogot bersama rekan-rekannya merencanakan pendirian akademi militer. Gagasannya diterima dengan serius oleh Markas Besar Tentara (MBT) di Jakarta, dan pada November 1945, Militaire Academie Tangerang (MAT) didirikan.

Karena kegigihan dan keberhasilannya memimpin pasukan, Daan Mogot ditugaskan sebagai direktur Akademi Militer Tangerang yang pertama. Tugasnya adalah mendidik calon-calon perwira Indonesia untuk berpartisipasi dalam perjuangan merebut kemerdekaan.

Pada akhir Januari 1946, pasukan Belanda dan KNIL menduduki Parung dengan tujuan merebut depot senjata tentara Jepang di Lengkong. Pasukan di bawah pimpinan Daan Mogot, dengan kekuatan 70 kadet MA Tangerang dan 8 tentara gurkha, berangkat pada tanggal 25 Januari 1946 untuk mencegah senjata tentara Jepang yang sudah menyerah agar tidak jatuh ke tangan tentara Belanda.

Sekitar pukul 16.00 WIB, pasukan tiba di markas Jepang. Pada saat yang sama, para taruna di bawah pimpinan Lettu Subianto dan Lettu Soetopo langsung melucuti tentara Jepang tanpa menunggu hasil perundingan. Namun kemudian terjadi letusan senjata yang memicu pertempuran antara para taruna MAT dan tentara Jepang. Pertempuran ini mengakibatkan Mayor Daan Mogot, Letnan Satu Subianto Djojohadikusumo, Kadet Sujono Djojohadikusumo, dan dua perwira dari Polisi Tentara serta 33 prajurit tewas. Dua paman saya, Subianto dan Sujono, masing-masing berusia 21 tahun dan 16 tahun. Peristiwa ini sekarang dikenal dengan sebutan Pertempuran Lengkong.

Sumber: https://prabowosubianto.com/mayor-elias-daan-mogot/

Source link