Krisis Baru: Bencana Laut Merah Membara Mengancam Bumi

by -64 Views

Ketegangan di Laut Merah membuat kekhawatiran akan krisis baru muncul. Ini khususnya melanda perdagangan global. Mengutip Al-Jazeera, Jumat (12/1/2024), perdagangan global turun 1,3% dari bulan November hingga Desember 2023. Serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah oleh milisi Houthi di Yaman menyebabkan penurunan volume kargo.

Menurut Institut Ekonomi Dunia Kiel Jerman, saat ini, sekitar 200.000 kontainer diangkut melalui Laut Merah setiap hari. Angka ini jeblos dari sebelumnya, 500.000 per hari pada bulan November. “Pengalihan perhatian terhadap serangan tersebut telah menyebabkan perjalanan antara pusat produksi Asia dan konsumen Eropa memakan waktu hingga 20 hari lebih lama,” kata Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Perdagangan Kiel, Julian Hinz. “Hal ini juga tercermin dari menurunnya angka perdagangan Jerman dan UE, karena barang-barang yang diangkut kini masih berada di laut dan belum dibongkar di pelabuhan sesuai rencana,” kata Hinz dalam sebuah pernyataan.

Mengutip Reuters, raksasa pelayaran seperti Maersk dan Hapag-Lloyd telah mengirimkan kapal mereka untuk perjalanan yang lebih lama dan lebih mahal. Kapal-kapal dari Asia yang biasa melewati Laut Merah lalu memotong Terusan Suez ke Eropa tau sebaliknya kini harus memutar ke bawah sekitar Tanjung Harapan di Afrika Selatan (Afsel).

Berdasarkan wilayah, indikator perdagangan IfW Kiel untuk bulan Desember menunjukkan ekspor dan impor ke Uni Eropa masing-masing turun sebesar 2% dan 3,1%. Sementara Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan ekspor sebesar 1,5% dan impor sebesar 1%, meskipun jalur perdagangan Laut Merah sebenarnya kurang penting bagi negara tersebut. Namun perdagangan China berlawanan dengan tren itu. Di mana ekspor naik 1,3% dan impor naik 3,1%. “Kemungkinan terjadi menjelang Tahun Baru Imlek mendatang,” kata lembaga tersebut mengatakan hal ini.

Di sisi lain, perusahaan data logistik Project44, juga telah mencatat penurunan volume kapal yang signifikan di Terusan Suez. Di mana ada penurunan 61% menjadi rata-rata 5,8 kapal per hari, dibandingkan dengan volume sebelum serangan Houthi. Mesir, yang memiliki dan mengoperasikan Terusan Suez, mengenakan biaya antara US$500.000 dan US$600.000 per transit kapal. Hal ini mengakibatkan kerugian besar bagi negara yang sudah terdampak oleh menurunnya industri pariwisata dan melonjaknya inflasi.

Kelangkaan Barang
Penurunan pelayaran ini merupakan bukti bahwa serangan Houthi telah menganggu rantai pasokan global. Ini membuat kelangkaan produk karena pengiriman yang lebih lama dan menyebabkan harga mahal. “Kapal-kapal tidak dapat kembali ke Asia tepat waktu, dan maskapai membatalkan pelayaran dalam waktu singkat,” kata Honor Lane Shipping (HLS) kepada kliennya melalui email, dimuat CNBC International. Diketahui beberapa produk berada di kapal-kapal yang dialihkan. Antara lain pakaian musim semi, alas kaki, perlengkapan rumah tangga, elektronik, furnitur teras, dan perlengkapan kolam renang. Pengecer pakaian asal Inggris Next telah memperingatkan penundaan stok akibat transit laut yang lebih lama. Ikea juga memperingatkan pada bulan Desember mengenai krisis rantai pasokan akibat Laut Merah. “Pengubahan rute kapal menyebabkan waktu transit lebih lama dan peningkatan biaya,” kata wakil presiden rantai pasokan di National Retail Federation, Jon Gold, mengatakan ke laman sama. “Sayangnya, semakin lama gangguan terjadi, semakin banyak tantangan yang muncul dalam memastikan keandalan dan efisiensi rantai pasokan,” tambahnya. Gold mengatakan pengecer sedang berupaya menerapkan strategi mitigasi untuk menghindari gangguan lebih lanjut. Mereka, kata dia, telah meningkatkan pesanan pengiriman utama dan mengalihkan pengiriman ke Pantai Barat.

Harga Barang Naik
Perjalanan yang lebih lama juga menambah biaya pengiriman. Perusahaan diyakini akan menaikkan tarif dengan menetapkan Kenaikan Tarif Umum (GRI), Biaya Tambahan Musim Puncak (PSS), dan biaya tambahan darurat atau darurat lainnya. “Tarif angkutan Transpasifik dapat melonjak ke tingkat tertinggi yang belum pernah terjadi sejak awal tahun 2022, dengan ditangguhkannya rute Terusan Suez, dan dibatasinya rute Terusan Panama,” sebut HSL menyinggung jalur pelayaran lain di Amerika yang kini sedan kekeringan. MSC, maskapai laut terbesar di dunia, adalah perusahaan pelayaran pertama yang merilis tarif untuk paruh kedua bulan Januari. Mulai hari Senin, tarif peti kemas untuk klien MSC akan menjadi US$5.000 untuk rute Pantai Barat AS, US$6.900 untuk Pantai Timur, dan US$7.300 untuk rute ke Teluk Meksiko. “Ini benar-benar kenaikan tarif yang sangat besar dan tidak terduga,” tulis HLS.