Sebuah perusahaan di China pindah dari kawasan bisnis di pusat kota ke daerah pegunungan terpencil untuk ‘memaksa’ karyawannya mundur atau resign. Taktik licik ini dilakukan perusahaan untuk menghindari PHK dan kewajiban memberi pesangon. Hal ini diungkapkan oleh mantan karyawan perusahaan tersebut dengan marga Chang, perusahaan tersebut merupakan perusahaan periklanan yang berbasis di Xian, Provinsi Shaanxi, China Tengah. Chang mengatakan kantornya pindah ke lokasi baru di Pegunungan Qinling yang dinilai sangat terpencil. Dia mengatakan untuk mencapai ke sana, memerlukan perjalanan dua jam sekali jalan, dan akses transportasi umum yang terbatas.
“Rekan-rekan saya yang tidak memiliki kendaraan harus bergantung pada bus yang berangkat setiap tiga jam dan kemudian berjalan tiga kilometer lagi melalui jalur pegunungan untuk mencapai kantor,” kata Chang, dilansir SCMP, dikutip Sabtu (13/1/2024).
Adapun, Chang menyebutkan taksi dari stasiun kereta terdekat berharga 50 hingga 60 yuan (US$8 setara Rp 120 ribu). Dia klaim perusahaan menolak memberikan subsidi perjalanan. Chang juga menyoroti kualitas buruk dan kondisi kerja yang tidak aman di lokasi tersebut, serta tidak adanya fasilitas yang memadai. Dia mengatakan pegawai perempuan harus menggunakan toilet umum di desa terdekat, yang jaraknya jauh dengan berjalan kaki. Dia juga mengkhawatirkan keselamatan karyawan dalam perjalanan pulang ke rumah dalam kegelapan, mengingat banyaknya anjing liar di area tersebut yang mengikuti orang. Pindahnya kantor perusahaan tersebut mengakibatkan sebanyak 14 dari 20-an karyawan meneken perjanjian pengunduran diri walaupun mereka sudah melakukan protes.
Namun, setelah empat hari setelah mereka pergi, mereka mengetahui bahwa perusahaan tersebut telah pindah kembali ke pusat kota dan secara aktif merekrut staf baru. Para karyawan mencurigai perusahaan sengaja menciptakan kondisi yang keras untuk memaksa mereka mengundurkan diri. Adapun, perwakilan perusahaan itu yakni Zhang, membantah klaim itu dengan alasan bahwa tindakan tersebut hanyalah tindakan sementara untuk mengurangi biaya. “Sewa di Kawasan Pusat Bisnis mahal, dan kantor baru sedang direnovasi. Kami mengoperasikan homestay, jadi kami pindah sementara ke sana selama seminggu,” ujar Zhang. Zhang justru mengatakan, tindakan hukum terhadap karyawan tersebut sedang dipertimbangkan karena mencemarkan nama baik perusahaan dan berpotensi menimbulkan kerugian bisnis. Para karyawan pun membantah klaim Zhang bahwa langkah tersebut hanya dimaksudkan untuk seminggu. “Kami diberitahu masa kerja di pegunungan bisa sangat lama, mungkin sampai tahun depan. Kalau hanya seminggu, siapa yang tidak tahan dengan kondisi kerja,” kata salah satu karyawan.