Eks Bos Intel Israel Membongkar Skandal Netanyahu di Gaza

by -134 Views

Eskalasi di wilayah Gaza, Palestina, terus meruncing. Ini disebabkan langkah Israel yang menyerang wilayah itu dengan membabi buta di atas dalih bahwa pihaknya sedang menghancurkan milisi Hamas, yang menyerbu Israel Selatan pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu.

Berikut perkembangan terbaru sebagaimana dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Jumat (26/1/2024):

1. Pembacaan pengadilan internasional (ICJ)

Mahkamah Internasional (ICJ) terdiri dari 15 hakim akan segera membacakan keputusan atas pengajuan Afrika Selatan yang menuduh adanya genosida yang dilakukan Israel di Gaza, Jumat (26/1/2024). Para hakim saat ini berasal dari Amerika Serikat, Rusia, China, Slovakia, Maroko, Lebanon, India, Prancis, Somalia, Jamaika, Jepang, Jerman, Australia, Uganda, dan Brasil. Mereka masing-masing menjabat selama sembilan tahun. Selain 15 hakim tetap, hakim ad-hoc dapat ditunjuk oleh para pihak dalam kasus-kasus sengketa antara dua negara, dalam hal ini, Israel dan Afrika Selatan. Afrika Selatan telah menunjuk Dikgang Moseneke, mantan wakil ketua hakim negara tersebut. Israel menunjuk Aharon Barak, mantan presiden Mahkamah Agung negara tersebut. Eliav Lieblich, seorang profesor hukum internasional di Universitas Tel Aviv, mengatakan kepada CNN awal bulan ini bahwa kasus ini penting secara politik dan hukum. “Tuduhan genosida adalah tuduhan hukum internasional paling serius yang dapat diajukan terhadap suatu negara,” katanya. Lieblich menambahkan pihaknya ragu Israel akan menghentikan pertempuran jika pengadilan mengeluarkan perintah perang. Sebaliknya, hal ini dapat menyerang legitimasi pengadilan dan para hakimnya.

2. Mantan Bos Intel Israel Soal Netanyahu

Lebih dari 40 mantan pejabat senior keamanan nasional Israel, ilmuwan terkenal, dan pemimpin bisnis terkemuka telah mengirim surat kepada presiden dan ketua parlemen Israel menuntut agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dicopot dari jabatannya. Mereka mengatakan hal ini didasari ancaman “eksistensial” terhadap Israel. Para penandatangan surat tersebut termasuk empat mantan direktur dinas keamanan luar negeri dan dalam negeri Israel, dua mantan kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan tiga pemenang Hadiah Nobel. “Kami percaya bahwa Netanyahu memikul tanggung jawab utama untuk menciptakan keadaan yang mengarah pada pembantaian brutal lebih dari 1.200 warga Israel dan lainnya, melukai lebih dari 4.500 orang, dan penculikan lebih dari 230 orang, yang lebih dari 130 orang masih ditahan oleh Hamas, ” bunyinya surat itu. “Darah korban ada di tangan Netanyahu.”

3. Jokowi beri titah soal Israel

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menentang keras pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait tidak adanya masa depan bagi solusi dua negara atau two state solution dalam isu Israel-Palestina. “Pernyataan ini sama sekali tidak dapat diterima,” kata Jokowi dalam video keterangan, Jumat (26/1/2024). Lebih lanjut, Jokowi juga mengutuk keras serangan Israel terhadap kamp pengungsi Khan Younis di Gaza. Serangan tersebut telah memakan banyak korban jiwa dan luka-luka. “Sudah terlalu panjang daftar pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel,” imbuhnya. Selain itu, Jokowi juga menegaskan bahwa Indonesia menolak masuknya setiap kapal Israel ke wilayah Indonesia. Jokowi mengatakan tak akan melayani pelabuhan kepentingan Israel di pelabuhan RI.

4. Hamas bicara Gaza ‘zona baru’ Israel

Israel kembali membuat Hamas geram. Kali ini kelompok Palestina itu naik pitam dengan upaya Israel untuk menciptakan zona penyangga di sepanjang perbatasannya dengan Gaza. Pejabat Hamas, Osama Hamdan, mengatakan rencana tersebut merupakan sebuah “kejahatan” dan tindakan “agresi terang-terangan” terhadap rakyat Palestina. Pernyataannya muncul menyusul laporan media yang menyebut rencana semacam itu sedang dilakukan. Hamdan, yang tinggal di Lebanon, mengatakan kepada wartawan pada bahwa Israel “berusaha membangun sabuk keamanan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dengan meratakan seluruh blok pemukiman dan dengan melibas lahan pertanian dan infrastruktur sipil”.

5. CIA buka-bukaan soal Israel-Hamas damai

Bill Burns, direktur CIA, diperkirakan akan bertemu dengan para pejabat dari Israel, Mesir dan Qatar untuk membahas kesepakatan untuk menjamin pembebasan sisa sandera yang ditahan oleh Hamas. Ini dibeberkan oleh seorang pejabat AS yang mengetahui rencana tersebut. Pertemuan tersebut terjadi di tengah diskusi intensif mengenai parameter kesepakatan baru yang akan mempertemukan pembebasan sandera dengan penghentian pertempuran di Gaza. Pertemuan tersebut diperkirakan akan diadakan di Eropa, kata pejabat yang tak menyebutkan namanya itu. Para pejabat AS mengatakan mereka tetap fokus pada pembebasan sandera setelah bocornya rekaman yang dikatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu soal Qatar. Ia menyebut Doha ‘bermasalah’ sehingga memicu kemarahan negara Teluk tersebut.

6. Perang meluas, China turun tangan

Para pejabat China telah meminta rekan-rekan mereka di Iran untuk menekan pemerintahan Teheran agar dapat mengendalikan serangan kelompok Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Iran sendiri diketahui mendukung kelompok dari Yaman tersebut. Menurut empat sumber Iran dan seorang diplomat yang mengetahui masalah tersebut, diskusi mengenai serangan dan perdagangan antara China dan Iran terjadi pada beberapa pertemuan belum lama ini. Namun mereka menolak memberikan rincian terkait pertemuan tersebut. “Pada dasarnya, China mengatakan: ‘Jika kepentingan kami dirugikan, hal itu akan berdampak pada bisnis kami dengan Teheran. Jadi, beri tahu Houthi untuk menahan diri,” kata seorang pejabat Iran yang mengetahui pembicaraan tersebut, seperti dikutip Reuters. Memanasnya Laut Merah sendiri terkait dengan perang Israel dan Gaza. Houthi melancarkan serangan ke kapal-kapal dagang di perairan itu sebagai upaya menekan dunia untuk meminta Israel berhenti menyerang Gaza.