Media Internasional Fokus pada Pemilihan Presiden RI, Bukan Anies-Prabowo-Ganjar, Tetapi Jawa Timur

by -144 Views

Media asing kembali menyoroti pemilihan presiden (pilpres) RI. Namun kali ini bukan para calon presiden (capres) seperti Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Channel News Asia (CNA) misalnya menyoroti salah satu provinsi yakni Jawa Timur, yang dianggap sebagai kunci kemenangan pilpres. Ini setidaknya dimuat dalam artikel “Indonesia Elections 2024: Anies, Prabowo or Ganjar? Why East Java could decide the presidency”.

“Mengingat sejarah dan pengaruhnya terhadap Indonesia modern, calon presiden dan wakil presiden biasanya mengunjungi Tebuireng menjelang pemilu. Kali ini tidak terkecuali,” tulisnya memuat salah satu pesantren yang memiliki pengaruh di provinsi tersebut, dikutip Selasa (5/2/2024).

“Ketiga calon presiden- mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, Menteri Pertahanan saat ini Prabowo Subianto dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo- telah melakukan hal yang sama dalam beberapa bulan terakhir,” tambahnya.

“Sementara penduduk asli Jawa Timur Mahfud MD, pasangan Ganjar, telah mengunjungi tempat tersebut dua kali baru-baru ini,” ujarnya menyebut salah satu cawapres.

Ditulis pula bagaimana Jawa Timur selalu dianggap sebagai provinsi yang penting dalam pemilu untuk mendulang suara karena mempunyai perolehan suara terbanyak. Meski tergolong terbesat kedua setelah Jawa Barat, namun suaranya sangat signifikan.

“Namun tidak seperti Jawa Barat, yang merupakan benteng pertahanan bagi Prabowo, Jawa Timur lebih merupakan provinsi yang belum pasti,” muat CNA lagi.

“Sehingga menjadikannya sebagai medan pertempuran utama dalam memenangkan kursi kepresidenan,” tambahnya.

CNA juga memasukkan sejumlah pengamat. Dimuat bagaimana ketiga pasangan yang bersaing dianggap sama kuatnya di Jawa Timur.

“Sehingga sulit untuk memprediksi siapa yang akan menang di provinsi tersebut,” tulisnya memuat dosen komunikasi dan politik di Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam.

“Di Jawa Timur sangat dinamis karena masyarakatnya heterogen, mereka berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Mereka tidak homogen seperti masyarakat di Jawa Tengah atau Jawa Barat,” tambahnya.

“Mungkin itu sebabnya Jawa Timur juga sering dianggap sebagai provinsi yang akan menentukan pemenang presiden,” tulisnya.

Jawa Sebagai Kunci

Secara spesifik, disebut bagaimana ada pertarungan presiden “tiga sudut” terjadi di pemilu RI kali ini. Ini dikatakan CNA, menjadi yang pertama sejak tahun 2009, menyinggung basis kekuatan masing-masing dari ketiga pasangan kandidat.

“Untuk memenangkan pemilu mendatang, mengamankan Pulau Jawa adalah kuncinya, karena lebih dari separuh pemilih yang memenuhi syarat di Indonesia tersebar di enam provinsi di pulau tersebut: Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta,” tulisnya.

“Hal ini karena pasangan harus memperoleh lebih dari 50 persen suara untuk mengamankan kursi kepresidenan, yang lebih sulit dalam perlombaan tiga kandidat dibandingkan pertarungan langsung,” muat laman media Singapura itu menyinggung kata-kata analis.

“Dari 50 persen tersebut, satu pasangan harus memiliki setidaknya 20 persen suara di lebih dari separuh 38 provinsi di Indonesia,” ujarnya.

Dipaparkan pula bagaimana peluang penyebaran suara capres di provinsi-provinsi di Jawa. Seperti, Prabowo, mungkin akan memimpin di Jawa Barat yang memiliki 35,7 juta pemilih.
Sementara Ganjar mungkin menang di Jawa Tengah dan Yogyakarta, yang memiliki total sekitar 31 juta pemilih. Sedangkan Anies Baswedan bisa mendulang suara mayoritas di Jakarta dan Banten, yang memiliki 17 juta pemilih.

“Sedangkan untuk Jawa Timur, survei terbaru yang dirilis pada tanggal 1 Februari oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengenai peluang kandidat di provinsi tersebut menunjukkan bahwa Prabowo dan Gibran memiliki elektabilitas tertinggi dengan 56,2 persen,” tulis CNA lagi mengutip lembaga survei lokal.

“Diikuti oleh Ganjar dan Mahfud dengan perolehan 19,9 persen. Anies dan Muhaimin berada di urutan terakhir dengan 15,7 persen,” muatnya.

“Sementara itu, lembaga survei Lembaga Survei Indonesia merilis surveinya pada tanggal 5 Januari yang menunjukkan bahwa Prabowo dan Gibran memimpin di Jawa Timur dengan elektabilitas sebesar 46,7 persen,” tambahnya menyebut lembanga survei lokal lain.

“Meski begitu, mengutip Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Prof Kacung Marijan, CNA menulis bagaimana masing-masing capres masih bisa meraih suara sebanyak-banyaknya.

“Semua orang punya potensi untuk menang. Jadi semua orang harus proaktif karena tidak ada yang mau kalah,” tulisnya.