Jakarta, CNBC Indonesia – Kurator Ibu Kota Negara Ridwan Kamil membuka suara tentang konsep Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berlokasi di pulau Kalimantan. Menurutnya, IKN harus menjadi kota yang hidup, dalam arti ramai. Bukan hanya diisi oleh para aparat negara dan pemerintahannya saja, tetapi juga oleh penduduk non-ASN.
Ridwan Kamil menjelaskan, IKN harus menjadi kota yang berhasil seperti Washington DC di Amerika Serikat. Selain pemerintahannya ada, penduduk non-pemerintah juga ikut mendominasi.
“Pusat pemerintahannya ada, orang-orang non PNS nya mendominasi itu namanya Washington DC. Ibukota terbaik di dunia yang dirancang dari nol adalah Washington DC,” ujarnya melalui media sosialnya, Minggu (3/3/2024).
Ridwan Kamil berharap, IKN bukan hanya menjadi pusat pemerintahan, yang hanya diisi oleh kantor-kantor pemerintahan. Jika hanya menjadi kota pemerintah, maka akan menjadi seperti Putrajaya Malaysia dan Canberra di Australia.
“Sisanya rata-rata gagal, terlalu besar, kekurangan orang. Di Australia itu Canberra, kekurangan orang. Orangnya sedikit. Pada waktu Maghrib agak sepi. Saya bilang IKN kita tidak boleh seperti itu. IKN kita harus tetap ramai,” ungkapnya.
![]() Kesibukan para pekerja proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terus dikebut Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis, (19/1/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
|
Ridwan Kamil menyebut, IKN harus menjadi kota yang lengkap seperti Jakarta. “Oleh karena itu, IKN dirancang menjadi kota. Untuk menjadi kota, fungsinya harus bervariasi. Bukan hanya kumpulan kantor, kumpulan segala jenis. Kota sejati pastinya memiliki berbagai aspek,” ungkapnya.
Bahkan, ia berharap akan ada fasilitas hiburan yang mendatangkan wisatawan seperti stadion, mal, dan Universal Studio.
“Nantinya akan ada stadion, mal, layanan kesehatan, pendidikan. Saya memberikan saran seperti Jaya Ancol, seperti Universal Studio, pokoknya hiburan apapun,” jelasnya.
Ridwan Kamil menjelaskan lebih lanjut, selain itu, luas IKN juga harus ideal. Idealnya hanya dihuni oleh sekitar 2-3 juta penduduk seperti kota Bandung.
Sebab, IKN akan dirancang menjadi kota hijau dan akan disulap menjadi hutan tropis. Ini akan menjawab anggapan masyarakat bahwa keberadaan IKN merusak ekosistem kawasan.
“Saya juga dulunya berpikir begitu, namun ternyata tidak. Kawasan IKN itu berupa hutan, hutan kebun. Hanya eucalyptus yang ditanam dan setiap 6-7 tahun akan ditebang, kemudian kayunya diambil untuk dijadikan kertas, tisu, atau produk kertas lainnya. Kemudian ditanam lagi dari awal, tumbuh lagi, dan setiap 6 tahun akan dipanen lagi,” jelasnya.
Ridwan Kamil menegaskan bahwa kawasan yang akan dijadikan kota pemerintahan bukanlah hutan lindung, melainkan hutan kebun.
“Itu monokultur. Monokultur berarti hanya satu jenis. Namun oleh pak Jokowi dan timnya akan diubah menjadi hutan sebenarnya. Bukan hanya satu jenis. Eucalyptus boleh, namun pohon trembesi dan pohon yang menarik burung dan monyet juga akan ditanam. Komitmen untuk mengubahnya, hutan komersial, hutan produksi ini serius. Akan ditanam 15 juta pohon berbagai jenis tropis di IKN,” jelasnya.
“Bayangkan jika berhasil. 5-10 tahun ke depan, wajah hutannya tidak lagi homogen, sudah seperti hutan tropis. Beragam. Kita harapkan nanti ada fauna. Karena itu kebun, monokultur,” tambahnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Tiba-tiba Jokowi Panggil Ridwan Kamil Ke Istana, Bahas Ini
(rob/wur)