Konser Berdarah di Moskow: Putin Mengibarkan Bendera Setengah Tiang

by -120 Views

Pemerintah Rusia mengibarkan bendera setengah tiang dalam rangka hari berkabung setelah ratusan orang tewas akibat penembakan dengan senjata otomatis saat konser musik rock di luar Moscow. Peristiwa ini menjadi serangan paling mematikan di Rusia selama dua dekade terakhir. Presiden Rusia, Vladimir Putin mendeklarasikan hari berkabung nasional setelah berjanji untuk melacak dan menghukum seluruh pelaku di balik tewasnya 133 orang, termasuk tiga anak-anak dan lebih 150 orang terluka. “Saya menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan tulus kepada semua orang yang kehilangan orang yang mereka cintai,” kata Putin dalam pidatonya. ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Jumat tersebut, namun Putin belum secara terbuka menyebutkan kelompok militan tersebut terkait dengan para penyerang yang menurutnya berusaha melarikan diri ke Ukraina. Putin menegaskan bahwa beberapa pihak di “pihak Ukraina” telah bersiap untuk menyerang mereka dengan melintasi perbatasan. Ukraina telah berulang kali membantah terlibat dalam serangan tersebut dan Putin juga menyalahkan “terorisme internasional.” Masyarakat meletakkan bunga di Balai Kota Crocus yang menjadi arena konser dengan kapasitas 6.200 kursi. Arena tersebut menjadi tempat empat pelaku laki-laki bersenjata menyerbu masuk tepat sebelum band rock era Soviet, Picnic, membawakan lagu “Afraid of Nothing”, Jumat (22/3/2024). Penembakan tersebut menjadi serangan paling mematikan di Rusia sejak pengepungan sekolah Beslan pada 2004, saat militan Islam menyandera lebih dari 1.000 orang, termasuk ratusan anak-anak. Putin mengatakan bahwa 11 orang telah ditahan, termasuk empat laki-laki bersenjata yang melarikan diri dari gedung konser dan menuju wilayah Bryansk, sekitar 340 km barat daya Moskow. “Mereka mencoba bersembunyi dan bergerak menuju Ukraina. Menurut data awal, sebuah jendela telah disiapkan bagi mereka di sisi Ukraina untuk melintasi perbatasan negara,” kata Putin. Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan bahwa orang-orang bersenjata itu mempunyai kontak di Ukraina dan ditangkap di dekat perbatasan. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa upaya untuk mengalihkan kesalahan adalah hal yang biasa dilakukan Putin dan “penjahat lain.” Salah satu tersangka mengaku ditawari uang untuk melakukan serangan tersebut. Menurut kantor berita Amaq, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.