Prabowo Subianto Kilas Balik Kebersamaan dengan SBY, Tempati Paviliun Akmil hingga Digembleng Sarwo Edhie

by -134 Views

Jakarta – Presiden terpilih untuk periode 2024-2029, Prabowo Subianto, membagikan kenangan dan persahabatannya dengan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sejak mereka bersekolah di Akademi Militer.

Cerita itu dia ceritakan saat menghadiri acara silaturahmi dan buka puasa bersama Partai Demokrat di Hotel St Regis, Jakarta, pada Rabu (27/3).

Selain menjadi satu angkatan di Akademi Militer, Prabowo melihat SBY sebagai sosok yang memahami dan mencintai demokrasi serta rakyat Indonesia.

“Presiden SBY telah memberikan contoh dalam situasi sulit dan krisis sebagai seorang Jenderal, seorang prajurit, namun prajurit Indonesia yang cinta Pancasila. Prajurit yang memahami dan mencintai demokrasi serta rakyat,” ujar Prabowo.

Prabowo bahkan mengungkapkan bahwa SBY adalah taruna terbaik di masa muda.

“Saya juga begitu, kita merupakan satu angkatan, awalnya satu angkatan. Mengapa tertawa?” kata Prabowo sambil membalas tawa para hadirin.

“Awalnya satu angkatan, pada waktu itu beliau selalu menjadi yang terbaik. Taruna terbaik. Perwira terbaik. Saya adalah taruna nakal. Rupanya, dibutuhkan contoh yang terbaik dan nakal,” tambahnya.

Selain itu, persahabatan yang erat dan kesamaan di antara mereka adalah keduanya pernah menempati paviliun atau tempat tidur yang sama ketika bersekolah di Akademi Militer.

“Ada satu kesamaan, kami menempati paviliun yang sama. Meskipun pada tahun yang berbeda. Paviliun di Akmil memiliki marwahnya. Mereka yang ingin menjadi presiden harus berjuang untuk tidur di paviliun,” ujar Prabowo yang disambut tawa para hadirin.

Ternyata, Prabowo dan SBY juga dilatih dan dibesarkan oleh Sarwo Edhie Wibowo.

“Ada lagi kesamaan antara saya dan Pak SBY, kami berdua dilatih langsung oleh tokoh-tokoh generasi terbaik bagi bangsa kita, mereka adalah pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan dan kami belajar langsung dari mereka, dari Pak Sarwo Edhie Wibowo,” ungkap Prabowo.

Mereka berdua terlatih menjadi individu yang kuat dan siap berjuang berdasarkan pengalaman belajar dari para senior mereka.

“Itulah yang membuat kami kuat, saya berjuang untuk menjadi kokoh, namun dalam perjalanan itu saya banyak belajar dari banyak senior,” tutupnya. (SENOPATI)

Source link