Sekjen DPC PDIP Pangandaran Dinilai Layak Maju Pilkada 2024

by -128 Views

DAILYPANGANDARAN- Menuju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pangandaran 2024, dukungan akar rumput warga PDI Perjuangan mendorong kader ideologis untuk ikut serta dalam politik lokal Pangandaran.

Dinamika ini muncul setelah penyebaran alat peraga sosialisasi (APS) di berbagai daerah di Kabupaten Pangandaran.

Spanduk dan baliho tersebut termasuk Dadang Solihat yang dikenal sebagai Dadang Okta yang merupakan Kepala BAPENDA Pangandaran, Lingling Nugraha Sanjaya Kepala Dinas PU Pangandaran, Arief Hikmawan Wiradinata Wakil Kepala Bidang Sosial Politik KNPI dan juga putra bungsu Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Asep Noordin Ketua DPRD Pangandaran, Iwan M Ridwan mantan Ketua DPRD Pangandaran, Citra Pitriyami Anggota DPRD Pangandaran dan Joane Irwan Suwarsa anggota DPRD Pangandaran.

Seorang warga PDI Perjuangan, Ajat, menyatakan bahwa posisi 16 kursi Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Pangandaran hasil Pemilihan Umum 2024 harus menjadi penentu kekuatan PDI Perjuangan dalam menempatkan kader ideologis dalam Pilkada.

“Aspirasi lain datang dari kelompok Pro Demokrasi yang peduli dengan advokasi petani, Arif, mengatakan bahwa sudah waktunya bagi kader PDI Perjuangan yang loyal dan telah berbakti lama untuk diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam Pilkada Pangandaran 2024 mendatang.

“Ada tokoh berharga di antara kader PDI Perjuangan Pangandaran yaitu Riki Zulfikri, dia adalah kader ideologis, loyal dan patuh pada instruksi partai,” kata Arif.

Aspirasi dari warga PDI Perjuangan tersebut menjadi daya tarik bagi rekomendasi PDI Perjuangan dalam menempatkan Calon Bupati Pangandaran dalam Pilkada 2024 mendatang.

Dinamika di kalangan warga PDI Perjuangan memiliki potensi untuk menunjukkan kekuatan antara kader ideologis dan non-kader dengan pendekatan strategi yang berbeda.

Kader ideologis adalah mereka yang memiliki loyalitas pada prinsip-prinsip dasar partai seperti Pancasila, demokrasi, dan keadilan sosial. Mereka cenderung berfokus pada pemikiran dan ideologi partai, seringkali menjadi pemimpin perubahan dan inovasi dalam partai.

Di sisi lain, gerakan non-kader lebih fokus pada aktivitas lapangan dan strategi politik praktis seperti kampanye, konsolidasi basis, dan penggalangan dukungan. Mereka ahli dalam mobilisasi massa dan berperan dalam memenangkan pemilihan serta mengamankan kursi parlemen.

Gerakan kader ideologis di PDI Perjuangan seringkali bertindak berdasarkan prinsip idealis dan siap menghadapi risiko dalam berbagai kondisi.

Source link