Bahaya! Ancaman Banjir Lahar Dingin Marapi Masih Ada di Hari Lebaran

by -84 Views

CNBC Indonesia – Tanda-tanda aktivitas vulkanik di Gunungapi Marapi masih tergolong cukup tinggi. Potensi erupsi masih bersifat fluktuatif hingga Lebaran hari ini, Rabu (10/4/2024). Hal ini berdasarkan hasil evaluasi pengamatan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) per tanggal 1 – 7 April 2024. Dalam laporan evaluasi tersebut, jika pasokan magma dari kedalaman berlangsung kembali dan cenderung meningkat, maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi/ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/Kawah Verbeek.

Sementara untuk potensi/ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin. Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunungapi Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. Oleh karena itu, terdapat potensi bahaya aliran/banjir lahar pada lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunungapi Marapi. Fenomena banjir lahar yang disebutkan dalam hasil evaluasi PVMBG sebelumnya telah terjadi belum lama ini, yakni pada Jumat (5/4). Fenomena itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah puncak atau hulu-hulu sungai yang menjadi aliran lahar.

PVMBG telah membagi zona wilayah rawan bencana Gunungapi Marapi menjadi tiga bagian, yakni Kawasan Rawan Bencana (KRB) I, KRB II, dan KRB III. Kawasan Rawan Bencana (KRB) I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir. Selama letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar). PVMBG membagi kawasan ini menjadi dua, yaitu; kawasan rawan bencana terhadap aliran lahar/banjir. Adapun yang pertama kawasan ini terletak di sepanjang sungai atau wilayah yang berada di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak. Sedangkan kawasan yang kedua rawan bencana terhadap jatuhan berupa hujan abu tanpa memperhatikan arah tiupan angin dan kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar).

PVMBG mengimbau masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan jika terjadi erupsi/kegiatan gunungapi dan atau hujan abu lebat, dengan memperhatikan perkembangan kegiatan gunungapi yang dinyatakan oleh PVMBG. Informasi ini sangat penting bagi Pemerintah Daerah untuk menentukan apakah penduduk harus mengungsi atau masih dapat tinggal di tempat. Kawasan yang berpotensi terlanda lahar dan perlu waspada terhadap lahar umumnya terletak di dekat lembah atau bagian hilir sungai, sedangkan perluasannya sering terjadi terutama pada belokan-belokan sungai dengan tebing rendah.

PVMBG masih menetapkan status Gunungapi Marapi pada level III atau ‘Siaga’. Seluruh gejala vulkanologi dari gunungapi berketinggian 2.891 mdpl ini masih sangat berpotensi terjadi. Demi mengurangi dampak risiko bencana, maka BNPB bersama PVMBG mengimbau agar selalu meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat terjadi hujan lebat dalam durasi lebih dari satu jam dengan tingkat visibilitas terbatas. Apabila hal itu terjadi, maka masyarakat yang tinggal di lereng tebing, bantaran sungai maupun wilayah hilir dan lereng bukit agar mengevakuasi diri secara mandiri ke tempat yang lebih aman.

Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan PVMBG, BNPB, BPBD dan Instansi pegiat kebencanaan lainnya.