Jakarta, CNBC Indonesia – Harga beras diprediksi akan terus melandai. Seiring memasuki musim panen di dalam negeri.
Ketua Umum Asosiasi Benih & Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa memprediksi, harga beras akan terus turun meski tak akan kembali ke harga sebelum tahun 2023.
Sebagai informasi, Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga beras hari ini, Rabu (17/4/2024), turun Rp20 menjadi Rp16.010 per kg untuk jenis premium dan turun Rp60 menjadi Rp13.810 per kg untuk jenis medium.
Sepekan lalu, 10 April 2024, harga beras premium masih di Rp16.360 per kg dan beras medium di Rp14.120 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata harian nasional di tingkat pedagang eceran.
Sebelumnya, harga beras di dalam negeri terpantau terus melonjak hingga berulang kali pecah rekor. Harga beras premium sempat menembus level Rp16.500 per kg dan beras medium tembus Rp14.500 per kg.
Harga beras memang terus mengalami kenaikan sejak Agustus 2022 lampau. Pada saat itu, harga rata-rata bulanan nasional untuk beras premium adalah Rp12.310 per kg dan harga beras medium di Rp10.700 per kg.
Setahun kemudian, harga rata-rata bulanan nasional beras premium di Agustus 2023 tercatat di Rp13.730 per kg dan jenis medium di Rp12.070 per kg. Demikian mengutip Panel Harga Badan Pangan.
“Harga beras tidak akan naik. Kemungkinan akan turun ke Rp14.500-14.700 per kg. Ini perhitungan saya, harga rata-rata. Ini sudah memperhitungkan keuntungan pedagang,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (17/4/2024).
Karena itu, Dwi Andreas mengatakan, jika pemerintah kemudian menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) menjadi Rp6.900, tidak akan memicu kenaikan harga beras. Dia optimistis, harga beras tak lagi naik ugal-ugalan seperti tahun 2023 lalu.
Apalagi, dia memprediksi, produksi beras tahun ini akan naik sekitar 2-3%.
“Produksi tahun ini perkiraan saya akan naik 2-3%. Karena ada kemarau basah, prediksinya kan ada La Nina. Apalagi kalau pemerintah menjamin harga gabah baik. Maka petani akan semakin semangat menanam, sehingga produksi akan meningkat,” ujarnya.
Menurut Dwi Andreas, harga gabah di tingkat petani seharusnya dibanderol Rp6.900 per kg.
Sebab, jelasnya, berdasarkan perhitungan AB2TI, biaya produksi gabah per April 2024 sudah naik menjadi Rp5.966 per kg. Naik dibandingkan hasil survei bulan September 2022 yang sebesar Rp5.667 per kg.
“Kenaikannya sekitar 5,3%. Sama dengan kenaikan inflasi. Kalau sekarang ada fleksibilitas HPP, ya petani tidak rugi tidak untung. Tapi, fleksibilitas HPP itu cukup untuk sementara menahan agar harga gabah tidak anjlok dalam karena sudah musim panen,” katanya.
“HPP lama pasti akan direvisi. Memang belum ada rapat tapi usulan-usulan sudah masuk. Mungkin dalam 1-2 minggu ke depan akan ditetapkan HPP baru,” ujarnya.
Minta Harga Gabah Naik
Sebelumnya, petani meminta pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) sekitar Rp2.000 per kg. Hal itu menyusul lonjakan biaya produksi yang harus ditanggung petani padi di Tanah Air.
Saat ini, pemerintah memberlakukan fleksibilitas HPP gabah yang lebih mahal Rp1.000 per kg dari HPP yang ditetapkan tahun 2023.
Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih mengatakan, meski pemerintah saat ini memberlakukan fleksibilitas harga untuk HPP gabah dan beras, belum bisa memberi kesempatan bagi petani untuk meraup untung.
Sebab, ujarnya, kenaikan harga Rp1.000 dalam kebijakan fleksibilitas HPP tidak sebanding dengan kenaikan biaya usaha tani padi sawah konvensional.
“SPI menghitung ada kenaikan sebesar Rp. 1.000 untuk setiap kilogram gabah yang dihasilkan, dari Rp5.050/kg pada tahun 2023 menjadi di atas Rp6.000/kg tahun 2024 ini. Artinya, angka fleksibilitas gabah dibatasi hanya Rp6.000/kg sama dengan biaya pokok produksi yang dikeluarkan petani.,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (16/4/2024).
Dia menambahkan, pasar akan mengacu pada HPP yang akan digunakan Perum Bulog dalam mengisi cadangan beras pemerintah (CBP). Sehingga, imbuh dia, jika di pasar gabah petani juga dihargai hanya Rp6.000 per kg, petani tidak akan bisa untung.
“Untuk menyelamatkan harga gabah di tingkat petani, SPI mendesak Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) segera melakukan perubahan Peraturan tentang HPP Gabah dan Beras,” katanya.
“Jadi bukan hanya sekadar fleksibilitas harga. SPI mengusulkan HPP GKP dinaikkan dari Rp5.000 per kg menjadi Rp7.000 per kg,” cetus Henry.