Pasukan Israel membelot dan ‘mengibarkan bendera putih’ di Gaza. Pasukan tersebut mengaku kelelahan dengan perang yang berlangsung hampir tujuh bulan. Sebanyak 30 anggota pasukan Israel, termasuk Pasukan Pendudukan Israel (IOF), menolak mematuhi perintah invasi darat di kota Rafah, Gaza.
Mereka berasal dari kompi pasukan terjun payung cadangan yang tergabung dalam Brigade Pasukan Terjun Payung reguler. Meskipun mereka menerima perintah untuk bersiap-siap melakukan aksi di Rafah, mereka akhirnya mengatakan kepada atasan bahwa mereka tidak mampu melakukannya lagi.
Pejabat Angkatan Darat Israel menyatakan bahwa mereka tidak akan memaksa personel cadangan untuk ikut serta dalam invasi. Namun, penolakan tersebut dianggap sebagai indikasi berkurangnya pasukan cadangan setelah pertempuran berbulan-bulan.
Selain itu, lebih dari seratus perempuan dalam kewajiban militer di Israel menolak menjadi tentara pengintai di dekat garis pemisah dengan Gaza. Hal ini menunjukkan adanya penolakan yang signifikan di unit tersebut.
Mantan kepala Direktorat Operasi IOF Israel, Ziv, menyatakan bahwa penolakan terhadap serangan militer di Rafah adalah wajar mengingat tidak adanya rencana tata kelola pasca operasi. Dia bahkan menggambarkan operasi tersebut sebagai “bunuh diri” dan menekankan bahwa Hamas sedang melakukan penyergapan strategis terhadap IOF.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji untuk melancarkan serangan ke kota Rafah di Gaza selatan. Namun, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, tiba di Israel untuk memajukan perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Kesepakatan tersebut bertujuan untuk membebaskan sandera, memberikan bantuan kepada masyarakat, mencegah serangan Israel ke Rafah, dan mengurangi kerugian bagi warga sipil di sana. Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan memasuki Rafah untuk menghancurkan batalion Hamas di sana, tanpa memperhatikan kesepakatan gencatan senjata.
Netanyahu juga menghadapi tekanan dari mitra pemerintahannya untuk tidak melanjutkan kesepakatan yang bisa mencegah invasi Rafah. Namun, dia tetap bertekad untuk mencapai kemenangan total dengan atau tanpa kesepakatan.