Pesawat Singapore Airlines Terjun 54 Meter hanya dalam Kurun Waktu Kurang dari 5 Detik, Ungkap Fakta Baru tentang Turbulensi

by -113 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Muncul fakta baru mengenai penerbangan Singapore Airlines yang mengalami turbulensi parah dalam perjalanan dari London ke Singapura pekan lalu. Temuan awal menyebut penerbangan SQ321 jatuh 54 meter dalam waktu kurang dari lima detik.

Biro Investigasi Keselamatan Transportasi Singapura pada Rabu mengatakan penurunan ketinggian yang tajam serta perubahan gaya gravitasi kemungkinan besar menyebabkan cedera. Satu orang meninggal karena dugaan serangan jantung, sementara banyak dari 211 penumpang dan 18 awak pesawat terluka dalam insiden tersebut pada 21 Mei.

“Perubahan G (gaya gravitasi) yang cepat selama durasi 4,6 detik mengakibatkan penurunan ketinggian 178 kaki, dari 37,362 kaki menjadi 37,184 kaki. Rangkaian peristiwa ini kemungkinan besar menyebabkan cedera pada awak dan penumpang,” demikian laporan itu, seperti dikutip CNBC International, Kamis (30/5/2024).

“Laporan juga menyebut bahwa perubahan gaya gravitasi kemungkinan besar menyebabkan penumpang yang tidak terikat sabuk pengaman dapat mengudara,” tambah laporan tersebut.

Pilot berhasil memegang kendali untuk menstabilkan pesawat ketika gaya gravitasi berfluktuasi, berdasarkan data penerbangan dan data perekam suara kokpit. Insiden terjadi di atas Myanmar, di mana aktivitas konvektif terkait dengan perubahan suhu di udara dapat menyebabkan turbulensi.

Singapore Airlines, melalui pernyataan di media sosial, mengakui temuan penyelidikan tersebut dan bekerja sama dengan otoritas terkait. Maskapai tersebut menegaskan bahwa keselamatan penumpang dan staf merupakan prioritas utama, dan mereka siap mendukung korban dengan biaya pengobatan dan bantuan tambahan yang diperlukan.

Setelah kejadian, Singapore Airlines menyesuaikan kebijakan sabuk pengaman dengan pendekatan lebih hati-hati terhadap turbulensi, termasuk tidak lagi memberikan layanan minuman dan makanan ketika tanda sabuk pengaman dinyalakan. Rute penerbangan antara London dan Singapura pun diatur ulang, menghindari daerah di mana kejadian terjadi.

Menurut Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, insiden terkait turbulensi adalah kecelakaan paling umum yang dialami oleh maskapai penerbangan komersial, namun cedera parah jarang terjadi.

Artikel Selanjutnya: Ada Fenomena Aneh di Balik Turbulensi Horor Singapore Airlines

(sef/sef)