Peringatan China Tentang Potensi ‘Perang’ Baru dengan Eropa

by -17 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – China menghadapi ancaman perang dengan Eropa. Negara itu memberi peringatan terhadap langkah Eropa yang ingin memberlakukan tarif tambahan terhadap impor kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dari China.

Beijing mengatakan bahwa langkah tersebut akan merugikan kepentingan Eropa sendiri. Pemerintah Xi Jinping mengecam hal tersebut sebagai proteksionisme dari blok Eropa.

“Komisi Uni Eropa akan memberlakukan bea baru terhadap kendaraan listrik yang diimpor dari China,” kata sumber industri seperti yang dikutip oleh AFP.

“Langkah ini bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi pasar dan aturan perdagangan internasional, melemahkan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan Uni Eropa, serta stabilitas produksi mobil global dan rantai pasokan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian.

Diperkirakan tarif baru akan naik hingga 25%, di luar bea masuk sebesar 10% yang sudah ada.

“Kami mendesak Uni Eropa untuk menghormati komitmennya dalam mendukung perdagangan bebas dan menentang proteksionisme, serta bekerja sama dengan China untuk menegakkan kepentingan dari kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan Uni Eropa,” kata Lin.

“China akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga hak dan kepentingan sahnya,” ancamnya.

Sektor otomotif di Eropa merupakan “permata” di benua tersebut. Namun, sektor ini menghadapi ancaman nyata dari kehancuran mobil berbahan bakar minyak akibat munculnya mobil listrik.

Sebelumnya, Brussels telah meluncurkan penyelidikan tahun lalu terhadap subsidi mobil listrik dari China. Para pejabat mengatakan bahwa mereka ingin mengurangi praktik tidak adil yang merugikan produsen mobil Eropa.

Menurut Peterson Institute for International Economics yang berbasis di AS, impor kendaraan listrik dari China ke UE meningkat dari sekitar 57.000 pada tahun 2020 menjadi sekitar 437.000 pada tahun 2023. Menurut Rhodium Group, nilai impor tersebut juga meningkat dari US$1,6 miliar (Rp 26 triliun) menjadi US$11,5 miliar (Rp 187 triliun) pada periode yang sama.

Sebelumnya, Amerika Serikat juga memberikan tekanan terhadap mobil listrik dari China. AS telah menaikkan tarif untuk mobil listrik China hingga empat kali lipat menjadi 100%.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya: Awas ‘Perang Dagang’ Baru Eropa vs China Segera Mulai

(sef/sef)