Panas ekstrem menerpa Dubai. Suhu udara mencapai 62 derajat Celsius. Menurut laporan BNE News, meskipun suhu udara di Dubai hanya mencapai 43 derajat Celsius pada 17 Juli, kombinasi tingginya kelembapan dan suhu udara menciptakan indeks panas yang ekstrem.
Para ahli meteorologi memperingatkan bahwa suhu di Dubai mendekati batas suhu bola basah, di mana aktivitas di luar ruangan dapat membahayakan jiwa manusia. Faktor geografis dan efek ‘pulau panas’ dari permukaan kota yang menyerap dan menahan panas juga berperan dalam kondisi ini.
Pemerintah setempat telah mengeluarkan peringatan kepada penduduk dan wisatawan untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap penyakit yang terkait dengan panas. Selain itu, konsumsi energi dan keselamatan pekerja juga menjadi perhatian akibat kondisi panas ekstrem ini. Gelombang panas ini juga dipengaruhi oleh perubahan iklim global.
Produksi listrik di Dubai mencapai level tertinggi karena masyarakat banyak yang menggunakan AC untuk mengatasi panas. Meskipun kondisi ini sering terjadi di Dubai dan Abu Dhabi selama musim panas, intensitas gelombang panas saat ini sejalan dengan tren global terkait perubahan iklim.
Peneliti mengatakan bahwa kondisi panas ekstrem ini adalah bagian dari dampak perubahan iklim global.