Konflik antara Israel dan Palestina masih berlanjut dan terus menelan korban jiwa. Baru-baru ini, 12 orang tewas dalam serangan roket di Dataran Tinggi Golan.
Israel menuduh Hizbullah terlibat dalam serangan yang memicu eskalasi besar. Di antara korban tewas termasuk anak-anak dan remaja.
Sebanyak 12 orang, termasuk anak-anak, dilaporkan tewas ketika beberapa roket menghantam sebuah desa di Dataran Tinggi Golan pada Sabtu sebagai akibat dari serangan paling mematikan sejak 7 Oktober 2023.
Israel telah mengidentifikasi sekitar 30 proyektil yang melintasi dari Lebanon ke Israel dan menyalahkan kelompok militan Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, atas serangan tersebut.
Insiden ini meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi besar dalam konflik yang sudah lama terjadi di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. Beberapa politisi Israel menuntut pembalasan meskipun Hizbullah membantah terlibat dalam penembakan roket.
Israel dan Hizbullah telah saling serang selama hampir 10 bulan dengan tingkat kekerasan yang semakin meningkat. Sebelum serangan Sabtu, pemimpin regional sudah memperingatkan bahwa konflik telah mencapai puncaknya.
Selain 12 korban tewas, setidaknya 29 orang terluka dalam serangan di Majdal Shams, sebuah desa di Dataran Tinggi Golan utara yang dikuasai Israel. Daerah ini merupakan rumah bagi komunitas Druze dan kawasan tersebut dianggap sebagai wilayah yang diakui sebagai rumah bagi sekitar 50.000 pemukim Yahudi Israel dan Druze.
Mayoritas orang Druze di sana mengidentifikasi diri mereka sebagai warga Suriah dan menolak kewarganegaraan Israel.
Perwakilan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan bahwa salah satu lokasi yang diserang adalah lapangan sepak bola tempat anak-anak dan remaja bermain. Dia menyebut serangan ini sebagai serangan paling mematikan terhadap warga sipil Israel sejak 7 Oktober.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan untuk mempersingkat kunjungan ke Amerika Serikat dan kembali ke Israel setelah serangan tersebut. Dia berjanji akan mengadakan rapat kabinet keamanan segera setelah kembali.
Netanyahu menegaskan bahwa Hizbullah akan membayar mahal atas serangan tersebut.