Pemerintah Rusia mengutuk serangan Israel ke markas milisi Hizbullah di Beirut, ibu kota Lebanon. Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut serangan itu sebagai pelanggaran hukum internasional. Namun, belum ada keputusan lebih lanjut mengenai tindakan yang akan diambil terkait serangan tersebut.
Menurut laporan lokal di Lebanon, beberapa orang tewas dan terluka akibat serangan yang dilakukan oleh Israel di Beirut. Salah satu korban tewas adalah komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr.
Israel mengklaim serangan tersebut sebagai balasan atas tembakan roket dari Lebanon yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan. Meskipun Hizbullah membantah keterlibatan dalam serangan tersebut, Israel dan Amerika Serikat menuding kelompok tersebut sebagai pelaku.
Konflik antara Hizbullah dan Israel semakin memuncak setelah serangan Israel ke Gaza. Serangan-serangan ini telah mengakibatkan lebih dari 500 korban jiwa di Lebanon, termasuk pejuang Hizbullah dan warga sipil. Kekhawatiran akan terjadinya perang regional semakin meningkat, dengan beberapa negara meminta warganya untuk segera meninggalkan Lebanon.
Dengan eskalasi konflik yang terus meningkat, situasi di Timur Tengah semakin tegang. Putin, presiden Rusia, telah menyatakan kesiapan Rusia untuk perang nuklir, menambah ketegangan di kawasan tersebut.