LIEUTENANT GENERAL TNI (RET.) JOHANNES SURYO PRABOWO

by -917 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Bab Pengalaman I]

Saya telah mengenal Suryo Prabowo sejak saya masih seorang taruna. Dia adalah lulusan Akademi Angkatan Bersenjata (AKABRI) angkatan 1976, jadi dia dua tahun lebih muda dari saya. Dia adalah penerima penghargaan Adhi Makayasa dari Akademi pada tahun 1976. Dia sangat cerdas. Dia juga militan dan patriotik. Bisa dimengerti, karena ayahnya juga bagian dari Generasi ‘45, seorang Kolonel di Angkatan Darat.

Sejak dia seorang letnan, seorang kapten, kemudian seorang mayor, saya melihat bahwa dia selalu berada di lapangan. Bahkan saat dia menjadi Brigadir Jenderal, sebagai Wakil Gubernur di Timor Timur (sekarang Timor Leste), sebagai Wakil Komandan Komando Resort Militer Timor Timur (KOREM), dia selalu berada di lapangan pada saat-saat kritis. Dia adalah perwira TNI berpangkat tinggi terakhir yang meninggalkan Timor Timur setelah referendum. Dia membawa bendera Indonesia terakhir yang diturunkan di mantan provinsi Indonesia.

Mungkin karena dia sangat cerdas, atasan-atasan nya sering tidak begitu menyukainya. Barangkali dia terlalu dinamis atau terlalu kreatif sehingga atasannya sering tidak sepenuhnya memahaminya.

Karena kecerdasannya yang di atas rata-rata, dia sering dikritik oleh orang-orang di sekitarnya yang menganggapnya sebagai ‘keminter’ (sang tahu segalanya) dan suka memberikan nasihat tanpa diminta karena dorongan untuk memperbaiki organisasi Angkatan Bersenjata atau situasi tertentu.

Suryo Prabowo adalah tipe pemimpin yang jujur; dia berkata apa adanya, dia berani, dan menurut pendapat saya, dia adalah salah satu jenderal tercerdas dari generasi kita. Karena ayahnya bagian dari Generasi ‘45 dan karena dia bersama dengan angkatan ‘78 AKABRI, kami semua sangat dipengaruhi oleh para jenderal dari Generasi ‘45. Hal itu bisa dianggap sebagai generasi terbesar dalam sejarah Indonesia hingga saat ini. Mungkin itulah sebabnya Suryo Prabowo dan saya bisa akrab. Kami memiliki cita-cita yang sama dan cinta akan negara kita yang tertanam dalam kami oleh Generasi ‘45.

Source link