Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menelepon Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Rabu (21/8/2024). Hal ini terjadi saat Washington menjadi mediator dalam kesepakatan perdamaian Israel dan milisi Gaza Palestina, Hamas, untuk mengakhiri perang.
Dalam panggilan telepon tersebut, Biden terus menekankan pada Netanyahu kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata Gaza. Ia juga merujuk diskusi Kairo tentang negosiasi perdamaian yang akan berlangsung sebagai titik penting dalam mengakhiri perang.
“Presiden menekankan urgensi untuk menyelesaikan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera dan membahas pembicaraan mendatang di Kairo untuk menghilangkan hambatan yang tersisa,” kata pernyataan Gedung Putih tentang panggilan telepon tersebut, dikutip Reuters.
Netanyahu juga membahas upaya AS untuk mendukung Israel melawan semua ancaman dari Iran, termasuk kelompok teroris proksinya, Hizbullah, dan Houthi. Diketahui, Iran telah bersumpah akan melakukan pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli, yang dituduhkan kepada Israel.
AS sendiri juga telah memerintahkan pengerahan kapal selam berpeluru kendali dan armada Kapal Induk USS Abraham Lincoln ke Timur Tengah untuk memperkuat pertahanan Israel.
“Presiden Biden berbicara dengan PM Benjamin Netanyahu dari Israel untuk membahas gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera serta upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan regional,” tutur Gedung Putih dalam pernyataan lainnya.
Panggilan telepon ini menyusul perjalanan singkat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Timur Tengah yang berakhir pada hari Selasa. Blinken dan mediator dari Mesir dan Qatar telah menaruh harapan mereka pada ‘proposal penjembatan’ AS yang bertujuan untuk mempersempit kesenjangan antara Israel dan Hamas untuk mencapai gencatan senjata.
Seorang pejabat senior AS pada hari Jumat lalu menggambarkan pembicaraan itu hampir mencapai kesepakatan. Namun untuk kesepakatan akhir masih sulit dipahami.
Dalam pembicaraan untuk menghentikan pertempuran, Hamas mengupayakan penarikan penuh Israel dari Gaza, termasuk koridor Philadelphia. Namun Israel diketahui ingin mempertahankan kendali atas wilayah dan koridor tersebut dengan alasan daerah tersebut digunakan untuk menyelundupkan senjata ke kelompok militan Gaza.