Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan bahwa nilai ekspor hasil hilirisasi mineral Indonesia, khususnya dari komoditas nikel, sudah lebih tinggi daripada nilai ekspor batu bara. Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, menyatakan bahwa industri nikel di dalam negeri saat ini termasuk dalam industri strategis, termasuk untuk baterai hingga stainless steel.
Nilai ekspor nikel Indonesia dikatakan sudah melebihi nilai ekspor batu bara. Seto juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendukung keberlangsungan industri nikel dalam negeri, meskipun program hilirisasi Indonesia terus mendapat kritik. Presiden Joko Widodo juga membeberkan bahwa nilai ekspor nikel hasil hilirisasi sudah mencapai Rp 500 triliun, meningkat secara signifikan dari sebelumnya.
Jokowi menilai bahwa naiknya nilai ekspor nikel hasil hilirisasi tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga Indonesia dalam bentuk penerimaan negara yang meningkat. Hal ini termasuk dari pajak perusahaan, pajak penghasilan karyawan, hingga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Pihak berwenang berencana untuk terus menjaga industri nikel di dalam negeri dan melakukan perbaikan jika diperlukan, meskipun program hilirisasi telah mendapat kritik dari beberapa pihak internasional.