Perang di wilayah Timur Tengah terus berlanjut. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan dalam pernyataan terbarunya menyebut akan melanjutkan perang Israel di Gaza dan Libanon. Harapan perdamaian pun pupus meski pemimpin Hamas, Yahya Sinwar terbunuh.
Sementara itu, kelompok Hizbullah Lebanon bersumpah untuk meningkatkan pertempuran melawan Israel dan pendukungnya, Iran, yang menyebut bahwa semangat perlawanan semakin kuat setelah kematian sekutu Palestina mereka, Sinwar, di Gaza.
Sinwar, yang merupakan dalang dari serangan pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza, tewas dalam sebuah operasi militer Israel di daerah Palestina.
Setelah kematian Sinwar, Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan perang yang telah meluas dari Gaza ke Libanon selatan dan wilayah negara itu lainnya.
Netanyahu menyatakan bahwa perang belum berakhir dan akan terus berlanjut sampai para sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan. Ia juga menambahkan bahwa ada peluang besar untuk mengakhiri konflik tersebut.
Namun, komentar Netanyahu berbeda dengan pemimpin Barat lainnya, termasuk Presiden AS Joe Biden, yang melihat kematian Sinwar sebagai peluang untuk mengakhiri konflik.
Departemen Luar Negeri AS juga menyatakan keinginan untuk memulai pembicaraan gencatan senjata dan memastikan pembebasan para sandera.
Sinwar, yang menjadi pemimpin Hamas setelah kematian Ismail Haniyeh di Teheran bulan Juli lalu, diyakini bersembunyi di terowongan bawah tanah Gaza sebelum tewas dalam baku tembak dengan pasukan Israel.
Hamas belum memberikan komentar resmi terkait kematian Sinwar, namun sumber-sumber dalam kelompok tersebut mengindikasikan bahwa Sinwar telah tewas.
Referensi : CNBC Indonesia