CSIS Responds Positively to Prabowo Subianto’s Cabinet: Ministries and Agencies Gain More Specialized Portfolios

by -113 Views

Jakarta — Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri, memuji pembentukan Kabinet Merah Putih di bawah Presiden Prabowo Subianto, mencatat bahwa didirikannya kementerian-kementerian khusus dan lembaga-lembaga baru mencerminkan pendekatan pemerintah yang difokuskan pada isu-isu spesifik.

Berbicara dalam sesi media briefing CSIS yang berjudul “Menanggapi Kabinet Prabowo-Gibran: Implikasi, Risiko, dan Rekomendasi,” yang disiarkan melalui kanal YouTube CSIS Indonesia pada Jumat (25 Oktober), Yose menyatakan optimisme terhadap struktur kabinet tersebut.

“Ini adalah hasil positif dari pembentukan kabinet ini. Meskipun terlihat sebagai kabinet yang besar, keuntungannya adalah setiap kementerian dan lembaga memiliki portofolio yang lebih terkhususkan untuk menangani area-area spesifik yang memerlukan perhatian,” jelas Yose.

Sebagai contoh, Yose menyoroti adanya kementerian yang dikhususkan untuk mengawasi industri hilir Indonesia. Hal ini, katanya, menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam memajukan sektor pengolahan hilir.

“Terdapat pula sebuah lembaga yang difokuskan pada pengelolaan program Makanan Bergizi Gratis, yang secara khusus diawasi oleh Badan Gizi. Fokus seperti ini menunjukkan perhatian pemerintah pada area-area prioritas tertentu,” tambahnya.

Yose juga mencatat urusan luar negeri, mencatat bahwa seorang wakil menteri ditetapkan untuk lebih fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan Timur Tengah. “Pendekatan ini bermanfaat karena memungkinkan perhatian yang lebih terfokus pada isu-isu krusial yang dianggap sangat penting,” tutup Yose.

Selama pertemuan perdana Kabinet Merah Putih di Istana Presiden Jakarta pada Rabu (23 Oktober), Prabowo menekankan tantangan birokrasi kompleks Indonesia. Dia mendorong para menteri untuk proaktif menghapus hambatan dan ketidakefisienan.

“Warga kita sering kali mengomentari bahwa birokrasi pemerintah tampaknya membuat hal-hal menjadi lebih sulit daripada menjadi lebih mudah. Beberapa bahkan mengatakan, ‘jika bisa sulit, mengapa harus mudah?’ Saya mendorong para menteri kita untuk berani dan tegas dalam memberikan pelayanan terbaik bagi rakyat kita,” ujar Prabowo.

Source link