“Pemilu Berdarah: Putusan Pengadilan dan Tragedi Kematian”

by -81 Views

Hasil pemilu di Mozambik, negara Afrika Selatan, berakhir dengan kerusuhan yang menewaskan 21 orang, termasuk petugas kepolisian. Kandidat presiden yang memenangkan pemilu, Daniel Chapo dari Partai Frelimo, menghadapi protes dari pendukung Venancio Mondlane yang kalah dalam pemilihan. Para pihak berwenang menyatakan bahwa pengumuman hasil pemilu oleh pengadilan memicu gelombang kekerasan dan penjarahan di negara tersebut. Korban dari kejadian tersebut mencakup 25 luka-luka dan 21 kematian, termasuk dua anggota polisi. Ronda, Menteri Dalam Negeri Mozambik, mengakui bahwa lebih dari 236 tindakan kekerasan terjadi dalam 24 jam terakhir, dengan 25 kendaraan yang dibakar dan penjarahan toko-toko di beberapa kota. Kericuhan ini menunjukkan ketegangan dan kegelisahan berkepanjangan sejak pemilihan umum pada 9 Oktober, yang telah menyebabkan lebih dari 150 kematian. Mondlane dan pendukungnya menyerukan penutupan dan protes yang semakin meningkat dalam aksi kekerasan pasca pemilu. Semua ini merupakan hasil dari bentrokan antara pendukung kandidat yang kalah dan pihak berwenang, yang telah berdampak besar pada kestabilan negara.